Fairy
Tail ^Hiro Mashima^
Genre :
Romance
Pairing :
Gralu
By :
Acy_Lucy
“First
Kiss to First Love”
IC/OOC(sukasuka
saya dong yah..kan saya writternya)
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@^-^@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Aku Lucy Hearfilia, seorang
penyihir Roh Bintang (Calestal Spirit). Saat ini aku berada di Fairy Tail,
Guild penyihir paling terkenal. Aku memiliki team bersama Natsu, Erza, Wendy,
serta dua Exceed Carlie dan Happy. Hari-hari yang menyenangkan adalah saat aku
menjalani misi bersama nakama ku, hal itu karena ...yah... tentu saja lebih
banyak waktu yang kulalui bersama Gray.
Gray Fullbuster seorang Ice Mage,
memiliki kebiasaan buruk selalu kehilangan baju di tengah keramaian, termasuk
saat menjalani misi. Meski demikian, ada saat ketika dia begitu cool di mataku.
Gray memiliki tatapan yang tajam dengan mata onix nya. Aku mulai meyukainya
sejak pertama kali datang dan bergabung bersama Guild ini.
“Hei Luce,....” sapa Mira-san di
belakang meja bar, selalu cantik dengan celemek putihnya membuyarkan lamunanku
“akh..Mira-san...” jawabku gugup
“biar kutebak...., kau sedang
memperhatikan seseorang disana kan?” selidik mira dan matanya mengarah ke meja
dimana Gray dan Natsu sedang berdebat
seperti biasa bersama yang lainnya
“a-aku..? akh.. aku hanya sedang
melamun saja..” ujarku
“kau tidak dapat berbohong dengan
sorot matamu yang seperti itu Luce....” ucap Mira-san yang aku yakin seketika
membuat wajahku merona merah
“dan apakah yang sedang kalian
bicarakan?” sapa Levy dari belakang menyusul duduk disampingku, anggota team
Shadow Gear ini juga salah satu sahabat terbaikku di Guild
“ano...Levy chan, ogenki ka?”
tanyaku asal, tak ingin topik ini berlanjut, dan hal itu tentu saja membuat
wajah Levy bengong
“kau sedang mengalihkan
pembicaraan kita Lucy” ujar Mira semakin menggodaku
“Ya.. sepertinya kau tidak
bermaksud menanyakan kabarku Lucy” timpal Levy, sepertinya mereka memang
bersekongkol, batinku.
“aku...tidak bermaksud
mengalihkan pembicaraan Mira-san, dan aku memang ingin bertanya tentang kabarmu
Lecy –chan...”kata ku cepat
Mereka berdua tersenyum menatapku
“apakah kau akan terus menyimpan
perasaanmu sendiri selamanya Luce?”tanya Levy
Aku tertunduk, sebenarnya aku
juga ingin ada yang tahu tentang perasaanku ini, tapi aku takut jika perasaanku
ini sampai diketahui oleh Gray, terlebih oleh Juvia. Aku tidak ingin menjadi
pengganggu hubungan mereka.
“Luce, kau dapat bercerita pada
kami, percayalah...”ujar Mira seakan tahu apa yang sedang aku fikirkan
Dan aku perlahan mengangkat
kepalaku, memandang kedua nakama ku ini secara bergantian, kurasakan setitik
air membendung kelopak mataku, namun tertahan tak berani kutumpahkan.
“Lucy....”ujar Levy yang berjarak
paling dekat denganku, dan langsung memnggenggam jemari kananku
“aku takut....tapi aku
menyukainya...aku sudah mencoba sebisaku untuk tidak terbawa perasaanku ini, aku..a-aku..”aku
mulai terisak,,,namun seiring kata-kata yang mengalir itu, ada perasaan yang
tertahan yang turut larut bersamanya
“ya Luce..”ujar Mira dengan nada
bijak..
“aku ingin dia tahu tentang
perasaanku, sekaligus takut jika dia mengetahuinya, aku ingin dia terus berada
disampingku sekaligus takut bersamanya, aku ingin dia menyukaiku, sekaligus
takut dia membenciku..., Mira-san....Levy-chan, aku bingung apa yang harus
kulakukan..”kataku akhirnya....sedikt ada perasaan lega menatap mereka berdua
“tak ada salahnya memiliki rasa
suka Luce, dan semua orang berhak untuk itu, kau tidak perlu takut...”ucap
Mira-san menatapku dan kini tubuhnya bertumpu dilengan yang diletakkannya
diatas meja
“benar Lucy, tak ada gunakan kau
lari dari perasaan itu, karena semakin kau mencoba lari, semakin rasa sukamu
itu tidak terkendalikan....” ujar Levy dengan senyum yang membuatku tenang,
memiliki sahabat memang menyenangkan, batinku. Dan mira turut tersenyum
membenarkan perkataan Levy
“sudah berapa lama kau suka pada
Gray?” lanjut Levy
“dari mana kalian tahu?” aku
malah bertanya, karena penasaran.
“tentu saja, hampir semua anggota
disini tahu..” kata Mira
Sontak aku terkejut.
“Apa??!!” kataku
“akh..bercanda, kemungkinan hanya
kami berdua yang tahu, karena kami selalu memperhatikanmu disini menatap lurus
ke arah Gray. Ah... Gray memang bisa membuat para gadis terpikat..”ujar Mira
sambil menatap Gray yang masih asyik d mejanya, kali ini sudah tanpa baju
“jadi sudah berapa lama kau
menyukainya?” tuntuk Levy
“sejak pertama kali aku datang di
guild ini..” jawabku datar, dan kurasakan panas di wajah dan telingaku karena
malu
“Lucy, kenapa kau tidak katakan
saja kalau kau suka padanya...” Levy bersemangat
“akh...itu...” aku ragu sekaligus
kaget dengan kata-katanya, mira menanti jawabanku
“ayolah.... sudah lebih dari 2
tahun kau menyukainya, dan kau hanya menghabiskan waktumu dengan menatapnya
diam-diam dari sini?”tambah Levy
“tapi, bagaimana jika dia tidak
menyukaiku?” tanyaku berdalih
“apakah itu penting?, bukankah
setidaknya jika hal itu terjadi kau jadi tahu bagaimana perasaannya...” Levy
terus menuntutku
“benar juga, tapi bagaimana
dengan Juvia?” kataku selanjutnya baru teringat akan Juvia yang selama ini
mengejar Gray secara terang-terangan
“itu juga hanya perasaan sepihak,
dan lagi, apakah kau tidak merasa iri dengan Juvia yang berjuang untuk perasaannya?”
lanjut Levy
“bagaimana jika Juvia membenciku
saat tahu aku menyukai Gray,, bagaimana jika ternyata setelah tahu perasaanku
Gray malah menjauhiku, bagaima..”
“kau hanya terlalu banyak pertimbangan Luce..”potong
mira sambil meraih tanganku dari seberang meja bar
“yang perlu kau lakukan hanyalah
memberitahunya tentang perasaanmu, selebihnya tidak perlu kau pikirkan, semua yang kau khawatirkan adalah hal
terburuk, bagaimana jika yang terjadi malah sebaliknya?” lanjut mira
Akh...benar, batinku seketika.
Selama ini aku hanya berfikir hal terburuk yang akan terjadi jika aku
menyatakan perasaanku pada Gray. Tentang dia yang akan menjauhiku, tentang
Juvia yang akan membenciku, tentang nakama-nakamaku yang menyalahkanku karena
menjadi pengganggu hubungan meraka dan tentang hal lainnya.... tidak pernah aku
berfikir hal sebaliknya.
“begitukah?” kataku akhirnya,
setelah cukup lama berdebat dengan
fikiranku sendiri
“ya.. tentu saja begitu Luchan...”
ujar Levy dengan sapaan khasnya untukku
“baiklah, aku akan melakukannya!”
kataku mantap
Sore hari yang melelahkan setelah
misi kecil yang aku jalani bersama Natsu dan Happy, karena hanya misi sederhana
jadi hanya kami yang pergi. Aku berjalan santai di samping Natsu yang sedang
menenteng sate ikan yang diperolehnya dari pelanggan kami hari ini. Dan di
belakang punggungnya Happy bertengger setengah terbang sambil menikmati
sekantong sate ikan yang ditenteng Natsu.
“Happy, pergilah ke Guild duluan,
apakah kau berniat menghabiskan ikan-ikan itu sendiri tanpa Charlie dan Lili?”
ujar Natsu
“ Aye.... “ jawab Happy singkat
khas dengan gayanya, raut wajahnya tidak iklas
“apakah begitu perlakuanmu pada
nakamamu ?” lanjut Natsu
“tentu saja tidak,” jawab Happy
cepat, dan segera berlalu meninggalkanku
dan Natsu di belakangnya. Ikan yang ditentengkan tampak berat untuk ukuran
tubuh kecil Happy
“jaa... Happy..” kataku sambil
melambaikan tangan
Happy menoleh sesaat dan
tersenyum membalas lambaian tanganku
“hufff....”desah Natsu setelah
Happy jauh dari pandangan, sepertinya Happy terbang dengan cepat
“kenapa kau mengeluh pemakan
api?” tanyaku sambil menoleh ke arah Natsu yang berjalan di sebelah kananku
“aku hanya sedikit lelah...”
jawabnya datar
“bukankah misi hari ini tidak
menguras banyak tenaga, aku pun hanya memanggil Virgo” kataku
“ya...tetap saja aku lelah..”
“apakah kau mau makan sesuatu?”
tanyaku mencoba mengembalikan semangatnya
“tidak...aku tidak ingin makan
apapun saat ini...”
“lalu apa yang membuatmu tidak
bersemangat sekali, aneh baka...!” ujarku sambil hendak memukul bahunya, namun
tanpa menoleh dia menangkap tanganku, aku terkejut.
“bagaimana kalau kau temani aku
ke suatu tempat?” ajaknya
“kemana?”tanyaku reflek
“ayolah...haruskah kau bertanya?”
ujarnya langsung menuntun tanganku mengikuti langkahnya
“ya...aku hanya ingin tahu..”
Natsu tak bergeming,..
“setidaknya aku tahu ke mana
tujuanku kan...”tuntutku
Natsu tetap diam. Aneh. Dia terus
berjalan ke arah yang berlawanan dengan arah guild.
“Natsu...” panggilku
“En..”
“kau aneh ..” kataku singkat
“diamlah”
“tapi ada apa?” tanyaku ingin
tahu
“ikut saja”
“bukankan aku memang
mngikutimu...”
Dan ternyata dia mengajakku ke
taman, tepatnya bagian belakang taman yang terdapat banyak pohon rindang dan beberapa
bangku taman.
Taman mulai terlihat sepi, karena
sudah jam 5 sore, tentu saja orang-orang sudah mulai kembali ke rumah masing-masing.
Matahari sore sudah mulai menjadikan bayangan terlihat memanjang di titik
kakiku, lampu-lampu jalan sudah mulai menyala. Natsu menuntunku duduk di salah
satu kursi taman yang terletak tepat di bawah pohon, dan dia memposisikan
dirinya duduk di sebelah kiriku.
“hei..bukankah sudah terlalu sore
untuk bersantai di sini Natsu?’” kata ku enteng
“aku juga berfikir begitu, tapi
aku tidak tahu waktu yang lebih baik dari sekarang, karena jika kutunda lagi,
aku tidak akan memiliki keberanian menarik tanganmu ke tempat ini” ujar Natsu
panjang
“keberanian? Keberanian untuk
apa? Bukankah kau tinggal bilang kalau kau ingin ke taman Natsu”
“kau ini baka yang Lutfy?” kata
Natsu, salah lagi mengucapkan namaku
“Lucy!”kataku membenarkan “dan
aku tidak baka...!” celetukku
“Gomenne Luce...” ah.. jarang
sekali dia memanggilku demikian, semakin aneh saja
“baiklah..kumaafkan, tapi
katakan, kenapa kau bersikap aneh?” selidikku
“aku tidak dapat melakukannya
jika berada bersama nakama yang lainnya, dan aku juga tidak dapat menahannya
jika tidak melakukannya, aku....a..”
“Ya..?” kataku karena ucapan
Natsu terputus
“aku..../AKHHH... Lucy, berjanjilah
kau tidak akan menganggapku aneh setelah hari ini, dan kau tidak akan
membenciku...” dia mengerang sambil mencengram rambut Pink nya dengan kedua
tangan
“hoei..hoei... katakan saja,,,
apa kau membaca Diary ku lagi?” selidikku ..”baiklah..aku tidak akan marah
apapun itu, jadi katakanlah...,aku janji Natsu...” kataku karena Natsu tampak
tersiksa
“benarkah?” wajahnya berubah
serius, sepertinya benar dia membaca Diaryku, fikirku.
“aku menyukaimu Lucy
Heartfilia....” katanya mengakhiri wajah frustasinya
Aku tercengang mendengar
ucpannya....
“Lucy,,,aku menyukaimu...”ulang
Natsu karena aku hanya melongo terdiam
“Lucy...”lanjutnya membuyarkan
kebingunganku, sepertinya baru mendengar Lili memakai penutup mata dengan motif
bunga....
“ya....apa maksudmu...?’ tanyaku
asal
“kau memang baka lutfy...” ujar
Natsu kembali ke normal mode
“hoei....” teriakku...”aku tidak
baka...” lanjutku
“kalau begitu kau pasti mengerti
apa yang aku katakan barusan, “ujar Natsu dan mengalihkan pandangannya dari
mataku “aku menyukaimu Lucy, haruskah aku katakan ratusan kali agar kau
mengerti,?
“maksud ku,,, ini sangat
tiba-tiba..dan apakah kau tidak mengerjaiku?”
“kali ini kau menyebalkan Lutty,”
Natsu berdiri
“akh....aku tidak bermaksud
begitu...”kataku merasa bersalah, karena dari raut wajahnya yang aneh sejak
tadi, aku yakin dia tidak sedang bercanda. Hanya saja aku tidak dapat mencerna
kata-katanya, walau aku tahu jelas apa maksud semua itu.
“aku mulai menyukaimu sejak
beberapa bulan lalu, dan aku tahu kau menyukai Gray, hanya saja aku ingin kau
tahu bahwa aku serius menyukaimu. Tapi selebihnya, aku tidak menuntutmu
menerima perasaanku. Lutty (masih saja dia salah menyebut namaku) ..aku tidak
mau setelah ini kau menjauhiku, ingat kau sudah janji tadi,...” kata Natsu yang
berkata sambil membelakangiku
“aku...”dia berbalik memandangku
menunggu kata-kata keluar dari mulutku
“aku memang menyukai Gray, (aku
tertunduk, tidak menyangka Natsu juga mengetahui hal ini), tapi aku senang kau
jujur padaku, kalau saja aku dapat melakukan hal yang sama.......”lanjutku
bingung ingin mengatakan apa
“hoei...kau tidak cocok dengan
wajah bingung itu, bukankah kau selalu melakukan hal yang kau inginkan, ingat,
kau adalah Lucy Heartfilia, kau penuh tekad dan semangat, meski kau
lemah...”ujar Natsu meremehkanku...sikapnya ini membuatku lebih tenang
menghadapinya, Natsu memang luar biasa, dalam keadaan seperti ini dia dapat
membuat suasana menjadi santai, walau tadi dia jadi super aneh.
“hei..hei...aku tidak selemah
yang kau katakan Natsu!!” sergahku
“baiklah..kau kuat,,, jadi
bagaimana?”
“bagaimana apanya?”aku masih
bertanya meski aku tahu maksud dari pertanyaan itu
“bagaimana jawabanmu
Luppy...?”ujar Natsu dengan enteng
“en....”
aku mencoba mencari kata-kata yang pas..” maukah kau memberiku waktu? Maksudku
aku perlu untuk memikirkan semua ini, dan lagi aku juga harus menyelesaikan
perasaanku pada Gray, kau tahu,,, dan aku harap kau berjanji untuk menerima
apapun keputusanku nantinya, apapun itu kita akan tetap nakama dan team terkuat
Fairy Tail kan...”jawabku mengakhiri semuanya, mencari kata-kata yang cocok
untuk suasana seperti ini memang sulit, tapi tidak sangat sulit jika orang yang
dihadapanku ini adalah Natsu.
Dua hari setelah kejadian di
taman. Tentu saja aku sudah menceritakan hal ini pada Mirajane dan Levy. Dan
mereka tidak tampak terkejut. Aku tebak mereka juga sudah tahu akan hal itu.
Sepertinya perkataan Natsu memang benar kalau aku ini baka, atau lebih tepatnya
aku ini sangat tidak peka, karena terlalu sibuk dengan perasaanku sendiri,
hingga tidak menyadari sekelilingku.
Aku mengatakan pada Mira dan
Levy yang selama beberapa hari terakhir
ini menjadi tempat curhatku, bahwa hari ini aku akan mengatakan perasaanku pada
Gray. Apapun yang terjadi aku tidak mau menunda lagi, aku tidak mau terikat
dengan perasaan sepihak ini untuk waktu yang lebih lama lagi. Dan mereka berdua
juga setuju.
Natsu dan Happy pergi memancing
bersama Erza. Awalnya mereka mengajakku, namun aku menolak dengan alasan aku
harus menyelesaikan ceritaku. Sedangkan Gray sejak 3 hari yang lalu pergi
menjalankan misi bersama Elfman, dan tadi malam Mirajane menelfonku bahwa
mereka telah kembali. Jadi aku yakin hari ini akan bertemu dengan Gray. Tidak!
Hari ini aku harus bertemu dengan Gray dan mengatakan semuanya.
Aku berjalan menyusuri pinggiran
pembatas sungai kecil disebelah kiriku, dan aku memanggil Plue, roh bintang
yang tubuhnya selalu bergetar ini selalu menjadi teman yang cocok saat aku membutuhkan pendengar yang baik,
karena dia akan selalu menjawab ‘Plue..’ untuk semua perkataanku
Sepanjang perjalanan menuju
guild, tampak keramaian yang setiap hari memenuhi kota Magnolia. Akupun
berjalan dengan santai, ada sedikit perasaan cemas, namun aku tetap membulatkan
tekadku. Aku ini kuat! Fikirku mencoba lebih meyakinkan diri sendiri. Aku tidak
boleh kalah dari Natsu dan Juvia.
Dan akupun memasuki gerbang besar
Fairy Tail. Berjalan masuk dengan agak tegang.
“Ohayou Lucy-sama...”sapa Leo
“Ohay...” aku berhenti sejenak
“hei..hei..hanya karena kau dapat keluar dari dunia roh tanpa bantuanku bukan berarti
kau dapat sesukanya membuang waktumu Leo!” kata ku tegas menatap Leo yang
seperti biasa dikelilingi oleh pada gadis-gadis yang tergila-gila padanya.
“oh...My Lady....apakah kau
cemburu pada keberadaan meraka...”ujarnya melepaskan gadis di kiri dan kanannya
lalu menghmpiri untuk meraih tanganku hendak menciumnya
“akh,”kataku menepis tangannya
secepat mungkin “ lakukan saja sesukamu Loke...”kataku berlalu pergi, tidak ada
gunanya juga berdebat dengan Roh Bintang yang Playboy itu
“Ohayou Lucy...” sapa Cana yang
sepagi ini sudah menenteng gentong alkoholnya
“Ohayou mou Cana-chan...”jawabku
sepintas
“Ohayou Luce,, kau tampak keren
hari ini...”sapa Elfman, dan mataku menjelajah sekelilingnya mencari sosok
dengan mata onix
“ohayou Elf-san...”ujarku sambil
tersenyum
“ ohayou Lucy......” sapa yang
lainnya.
Memang guild yang selalu ramai
dan akrab seperti biasa. Akupun sampai di ujung ruangan di mana terdapat
Mirajane dan meja barnya yang terlihat rapi. Sesampainya aku langsung duduk dan
berbalik menjelajahkan pandanganku ke setiap sudut ruangan, dan aku sampai pada
kesimpulan bahwa Gray tidak ada di dalam ruangan ini. Dan terlihat team Shadow
Gear sedang menatap papan Job Mission, sepertinya bingung memilih misi yang
harus dikerjakan.
Akupun berbalik menatap sesosok
wanita anggun dengan celemek putihnya ini. Mirajane tampak sibuk membersihkan
gelas yang terlihat sudah sangat bersih itu.
“ohayou Mira-san.....” sapaku
yang membuyarkan kesibukannya, diapun menatapmu
“ohayou mou Luce....Ogenki
desuka?”
“ogenki desu..., kau terlihat
bersemangat Mira-san” ujarku mencoba memulai percakapan
“tentu saja, kau juga harus
Luce...”jawabnya sambil tersenyum...
“apakah Master hari ini tidak
kemari?”tanyaku asal
“Master sedang ada rapat dengan
anggora Dewan, jadi sampai 3 hari kedepan beliau tidak berada di guild...”
“sou...”ucapku pendek
“dan Elfman bilang hari ini Gray
ingin beristriahat di rumahnya, karena sejak kemarin dia mengalami gangguan
lambung...”lanjut Mira yang mencoba menebak apa yang aku fikirkan
“begitukah...” aku sedikit
terkaget mendengar Gray sedang sakit...
“dan kenapa kau tidak pergi
menjenguknya Luce...”sapa Lecy yang entah sejak kapan sudah berada di sebelah
kananku
“akh...Levy-chan” masih kaget
dengan keberadaannnya “apakah tidak apa-apa?” lanjutku
“tentu saja...lagi pula apa yang
kau khawatikakan?, kalian anggota guild Fairy tail, nakama, dan satu team pula,
Natsu dan Erza sedang tidak ada, bukankah sesuatu yang baik kalau kau pergi
menjenguknya, dan lagi ini dapat menjadi alasan kau bertemu dan mengatakan hal
itu ...”Levy bersemangat menyampaikan spekulasinya
“jadi bagaimana Luce,,,?”tanya
Mirajane menatapku, dan aku menangkap perkataanya lebih tepat menyetujui saran
Levy ketimbang bertanya pendapatku
“baiklah...”kataku
akhirnya, lagi pula aku sudah bertekad akan menemuinya hari ini “aku akan pergi
menjenguknya Mira-san...Levy-chan...”
Matahari mulai menanjak naik, dan
panasnya terasa menyentuh kulitku. Aku membayangkan hal yang selalu terjadi
ketika Gray merasa kepanasan, dan aku pun jadi tersenyum sendiri.
Diperjalanan aku mampir ke toko
bunga. Karena bingung membeli bunga apa, aku memilih membeli pot kecil berisi
tanaman kaktus hias. Tanaman yang sangat tahan panas, tentu saja berkebalikan
dengan Gray. Dan juga aku membeli beberapa jenis buah.
Sesampai di depan rumah Gray aku
berhenti sejenak. Rumah yang tampak sangat sepi ini memiliki taman yang kecil,
terlihat pemiliknya sangat sibuk sehingga tanaman yang ada tergeletak
berantakan. Tentunya kalau aku beri kaktus ini, tidak perlu perawatan khusus
juga akan tumbuh dengan baik. Rumah yang tidak terlalu besar ini dibeli Gray
dengan uangnya sendiri yang telah berada di guild sejak kecil. Kedua orang
tuanya sudah tiada, jadi dia tinggal seorang diri. Yang ku tahu terkadang Natsu
menginap bersamanya. Aku tak begitu mempercayai cerita ini jika melihat mereka
yang tidak pernah akur.
Akupun berjalan maju,menaiki 3
anak tangga menuju pintunya, dan memberanikan diri memencet bel rumahnya.
‘ting...ting...ting....’ bunyi
belnya yang khas berdentang dari dalam
Aku menunggu dan belum ada
jawaban, aku kembali memencet bel.
‘ting...ting...ting...’
‘cklek....’suara anak kunci
berputar pada kenopnya...dan pintu terbuka, tampak Gray yang tanpa baju dengan
wajah lemah keluar dari balik pintu
“ogh..!”dia kaget “Lucy? Ap-apa
yang kau lakukan di sini?”tanyanya gelagapan berusaha menutupi tubuhnya dengan
tangan. Padahal dikeramaian dia juga tidak malu bertelanjang dada seperti itu.
“aku dengar kau sakit, jadi aku
datang menjengukmu Gray,,.”ho..ayolah Lucy, jangan gugup, batinku
“ah..ya..hanya gangguan lambung,
tidak serius, tapi karena kau sudah datang..., masuklah...”gray membuka
pintunya lebih lebar agar aku bisa masuk, akupun berjalan melewatinya, tercium
aroma tubuhnya, jantungku seketika berdegup kencang.
“rumahku sedikit berantakan, ya....harap
maklum, karena kau tidak memberi tahu akan kemari, jadi aku tidak ada
persiapan, oya duduk lah di mana kau merasa nyaman, owh..itu celana si Natsu
baka...”ujarnya sibuk dengan beberapa pakaian yang berserakan, namun tak juga
mengambil salah satu pakaiannya untuk dikenakan.
Aku meletakkan pot kaktus di
pinggir jendela yang menghadap langsung ke arah taman, tempat yang cocok untuk
sinar matahari memasuki ruangan. Dan aku duduk di single sofa, meletakkan
kantong buah di meja sebelah ku.
“apakah kau sudah lebih baikkan?”
tanyaku
“yeah..seperti yang kau lihat,
tidak terlalu serius,,,”jawabnya mencoba mencari tempat duduk dan akhirnya
memutuskan duduk di ujung tempat tidur “kemana yang lain?”tanyanya
“Erza dan Natsu pergi memancing,
karena Happy ingin ikan segar sejak 2 hari yang lalu, dan tidak bisa diam
memintanya pada Natsu, bahkan ketika tidur...” ceritaku pendek yang membuat aku
dan dia tertawa sejenak
“dasar Happy, kasihan sekali dia
memiliki nakama yang baka seperti Natsu, dan hanya akan membakarkan ikan-ikan
itu untuknya..”celoteh Gray, tampak rindu berantem dengan Natsu
“yah..aku fikir ikan seperti
itulah yang disukai Happy..”ujarku pendek sambil tersenyum
“kau sendiri kenapa tidak ikud
bersama mereka?”
“aku ada sedikit urusan hari ini...”jawabku,
jantungku kembali bergoncang
“urusan? Dan kenapa kau kemari
jika ada hal lain yang akan kau lakukan?”tanya
“karena urusanku berada
disini...”aku memberanikan diri, menunggu jawabannya akan pernyataanku barusan
“dan apakah itu...?”selidiknya
“ergh...ano....”aku bingung
memulainya dari mana
Gray menunggu, apakah baik jika
aku langsung kepokok utama tanpa basa basi dulu.
“Gray....aku ingin mengatakan
suatu hal, tapi aku bingung memulainya dari mana?”kataku
“ya....mulai saja seperti yang
ingin kau sampaikan..”jawabnya enteng diiringi dengan senyum khasnya
“tidak
semudah itu ...”
“buatlah menjadi mudah...bukankah
kau selalu berkata begitu?” ujarnya,akh...kenapa dia harus membalikkan
kata-kataku disaat seperti ini
Aku menarik nafas....
“aku menyukaimu, kau tahu maksud
ku aku menyukaimu bukan sekedar nakama, tidak seperti aku menyukai nakama kita
yang lain, tidak seperti aku menyukai Natsu atau Laksus, tidak juga seperti
Elfman atau Freed dan yang lainnya, aku menyukaimu sejak awal aku datang di guild,
dan aku ingin selalu bersamamu, baik saat misi, atau di waktu lainnya,,,”aku
mengeluarkan nafasku mencoba mengembalikan kesadaranku
Gray terdiam, keadaan yang sama
dengan dua hari yang lalu seperti di taman, namun saat itu akulah yang terdiam
karena ucapan Natsu.
“aku ...” lanjutku “aku hanya
ingin memberitakukanmu perasaanku, dan aku tidak ingin setelah ini kau
menjauhiku atau membenciku, aku ingin setelah ini kau tetap menjadi Gray yang
biasa, ...”
“sejak kapan?”akhirnya kalimat
yang sangat singkat itu yang berhasil dikeluarkannya
“sejak awal...”jawabku pendek...
“dan.....” ucapnya terputus
“aku hanya ingin tahu, bagaimana
perasaanmu setelah aku mengatakan hal ini, aku tidak apa-apa dengan jawaban
akhirmu, sebelum ini juga ada yang mengatakan suka padaku, hanya saja aku tidak
menerimanya. Gray, sulit bagiku menjalani hubungan dengan hatiku masih
memikirkan hal lain, setidaknya jika aku tahu balasan dari perasaanku ini, aku
akan bisa menentukan apa yang harus aku lakukan selanjutnya, apakah aku harus
menerima orang itu, atau mulai menyukai orang lain....”aku berkata panjang, dan
tanpa terasa sesuatu yang hangat mengalir di permukaan wajahku, bersumber dari
mataku yang tanpa kendali mengeluarkan air mata. Owh tidak, jangan menangis
Lucy,,,,batinku memohon, tapi tubuhku tidak menurut dengan apa yang aku
fikirkan
“aku.....”Gray kelihatan bingung
memilih kata-kata
“akh,,jangan kau fikirkan, aku
bisa mngerti jika kau terkejut..”kataku mencoba kuat, beranjak dari sofa dan
menuju pintu, jika saat ini aku tidak pergi, maka hal memalukan akan terjadi
lebih besar di rumah ini, aku tidak mau menunjukkan wajah yang lebih memalukan
dari ini. Aku meraih gagang pintu dengan tangan kananku dan hendak
membukanya..namun tiba-tiba tangan kiri Gray menahannya. Gray menarikku mundur
membelakangi pintu,
“aku tidak tahu harus berkata
bagaimana, tapi mungkin hal ini bisa menjadi jawaban...”seketika Gray menarik
daguku dengan tangan kanannya dan entah sejak kapan bibirnya menempel di
bibirku, melumat perlahan bibirku. Manis. Dan aku seperti melayang, tak dapat
berfikir dengan keterkejutan ini, tak dapat mencerna apa yang terjadi,
terkejut, bahagia, bingung menjadi campuran yang pas untuk aku kehilangan
kesadaran. Yang kurasakan hanya gerakan lembut bibirnya dan jemarinya tangan
nya yang mulai membelai lembut bagian belakang kepalaku.
Ini pertama kalinya aku ciuman,
dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Hanya diam. Gray melepaskan
wajahnya, hidungnya aku yakin hanya berjarak 1 jari dari hidungku, mata onixnya
menatapmu, gelap, tajam dan serius, lalu tersenyum lembut.
“aku juga menyukaimu
Lucy....”ujarnya perlahan, membuat setetes kebahagian mengalir di ujung mataku
Gray kembali menciumku, kali ini
aku lebih sadar jika ini adalah kebahagiaan, bibirnya hangat, rasa manis
mengaliri tubuhku, tanpa sadar aku membuka perlahan bibirku, dan kurasakan Gray
mengulum bibir bawah, kemudian bibir atas, teratur bergantian, refleks tubuhku
terdorong merapat ke pintu, dan gray menuntun tangan kananku yang dari tadi
digenggamnya untuk memeluk pinggangnya yang tanpa baju, sembari aku terus
menikmati permainan bibirnya,...sontak aku terkaget ketika sesuatu yang hangat
memasuki mulutku, aku refleks mendorong tubuhnya menjauh dari ku...
aku menyeka air yang mengalir di ujung bibirku
aku menyeka air yang mengalir di ujung bibirku
“haha, kau pasti baru pertama
kali berciuman ya Luce..”ledek Gray juga meyeka mulutnya
“apakah ini hal yang wajar untuk
kau tertawakan...”cetusku
“tidak...aku hanya senang
menikmati wajahmu yang bersemu ini...”ujarnya kembali mendekatiku, aku memejam
cemas, dan kurasa dia mencium keningku perlahan, lembut dan
hangat....ketenangan mengalir di seluruh tubuhku
Gray menarik ke dalam pelukannya,
tidak erat, namun kokoh dalam pelukkannya.
“aku menyanyangimu Lucy,
selalu....” kalimat terakhirnya menyakinkanku bahwa kisahku hari ini berakhir
bahagia...akupun membalas pelukannya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar ya.... ^-^