Fairy
Tail ^Hiro Mashima^
Genre :
Romance
Pairing :
Gralu
By :
Acy_Lucy
“the First”
IC/OOC
(sukasuka acy,,,namanya juga fanfic^^)
Rated
M/R18 akud
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@^-^@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Titik-titik
air menetes dari dahinya, lembut melewati lekuk wajah tampan pemilik mata gelap
dengan tatapan tajam itu. Dia bertarung dengan sepenuh tenaga, sebagai seorang
Ice Mage, aku kira dia tidak akan berkeringat seperti itu, tapi aku senang
dapat menikmati wajahnya yang tampak lelah namun tetap berjuang, menurutku itu
sangat seksi. Tubuhnya dengan gesit bergerak menghindar atau menyerang, dengan
bertelanjang dada dia menggunakan kedua tangannya mengeluarkan Ice Make.
Akh....dari sekian banyak hal yang bisa kuingat saat kami menjalani misi,
kenapa hanya tentang dia yang terbayang-bayang di ingatanku. Kekasihku, Gray
pemilik mata dan rambut berwarna onyx ini sudah 3 bulan berpacaran denganku.
Semua
penghuni Guild tahu hubungan kami, tentu saja mereka tidak membiarkan kami
selalu berada di misi yang sama. Hanya jika Erza yang dapat dikatakan sebagai
ketua tim mengatur kami dalam satu misi bersama Natsu dan Wendy, Tim Terkuat
Fairy Tail, begitulah mereka menyebutnya.
Sebenarnya
aku tidak mempermasalahkan jika harus menjalani misi tidak bersama Gray, lagi
pula akan sangat memalukan jika aku terlihat menginginkan hal itu. Di luar
tugas misi, Gray selalu memiliki waktu untuk dilewatkan bersamaku, dan jika hal
itu dilakukannya, nakama yang lain hanya akan membiarkan hal itu, mereka tidak
akan berani lagi mengusik kami. Sepertinya tahu kalau kami sudah sangat
bersabar.
Hari
ini aku memiliki firasat akan kencan dengan Gray, sambil Virgo menata
penampilanku, aku mengira-ngira tempat mana yang harus kami datangi. Aku ingin
tempat yang romantis, tentu saja. Sejak awal pacaran Gray memang selalu
romantis, aku juga tidak menyangka hal itu sebelumnya. Gray yang tampak cuek,
akan membuatku kembali tersenyum jika mengingat bagaimana dia menjawab
pernyataanku waktu itu.
“anda
sudah siap nona Lucy....”kata Virgo mengakhiri pekerjaannya, roh bintang wanita
yang satu ini memang selalu tahu apa keinginanku
Aku
melihat bayanganku di cermin, model rambut yang kali ini di buat sedikit ikal,
dan diikat menyamping, make up tipis yang menambah rona di wajahku, aku
mengenakan baju berbahan ringan berlengan pendek dan seperti biasa yang selalu diselaraskan
dengan rok selutut. Sempurna, fikirku.
“terimakasih
Virgo....”kataku sambil tersenyum
“tentu
saja jika itu maumu Nona....”Virgo memberi hormat dan seketika itu juga dia
kembali ke dunia roh bintang.
Aku
berjalan menuju salah satu lemari tempat menyimpan tas, memilih salah satunya
untuk ku gunakan
‘tring..tring........tring..tring....’
Itu
suara SMS di ponselku, ternyata pesan itu dari Gray
#ohayou
my sweety girl...hari ini aku tidak akan berada di Guild, sepertinya badanku
sedikit tidak enak, aku ingin istirahat saja di rumah, meski sebenarnya aku
meridukanmu....#
Aku
sedikit bingung membaca pesan itu. Aku tidak membalas pesan itu. Namun aku
memutuskan untuk pergi ke rumahnya, mungkin penyakit lambungnya kambuh lagi.
Sebaiknya aku pergi melihat keadaannya.
Setelah
membeli beberapa makanan dan buah aku menuju rumah Gray, sedikit mempercepat
langkahku. Sesampai di rumah Gray, aku menekan belnya,,,
‘ting..ting...ting...’
bunyi bel yang aneh fikirku...
‘ting...ting...ting....’
beberapa saat ku tunggu dan belum ada jawaban, ketika hendak menekan kembali,
pintu rumah Gray terbuka
“hei...’sapa
ku duluan, kulihat dia dari atas hingga bawah, tampak biasa saja, sempurna dan
menawan seperti biasa. Kali ini dia memakai kemeja dengan beberapa kancing
atasnya dibiarkan terbuka.
“ehm..ternyata
kau, masuklah...” katanya
Aku
masuk, dan Gray menutup pintu di belakangku. Setelah menyusul langkahku, dia
melingkarkan lengannya di pinggangku...
“aku
merindukanmu, aku tahu kau pasti datang Luce...”bisiknya di dekat telingaku,
meski kurasa hal itu tidak perlu dilakukan, melihat di dalam rumah itu hanya
kami berdua...fikirku
“aku
juga merindukanmu Gray, dan lagi aku khawatir saat membaca pesanmu, kau bilang
kau tidak enak badan, penyakit lambungmu kambuh lagi?”tanyaku dengan suara
biasa
“ya...hari
ini sedikit tidak enak saja, bukan karena lambungku, tapi jadi lebih baik
karena berada di dekatmu...”katanya yang kali ini tidak berbisik lagi....”kau
wangi sekali hari ini..”lanjutnya seraya mengendus aroma di sekitar leherku.
Duh...Gray kau membuatku ....akh...lupakan Lucy.
“benarkah?”kataku
pura-pura bertanya, padahal hari ini aku memang mengenakan farfum yang baru
kubeli kemarin.
“apa
yang kau bawa?”tanyanya dengan mata yang mengarah ke bawaan di tanganku.
“aku
yakin kau belum makan...jadi aku beli makanan tadi...”seraya meletakkan kantong
berisi makanan di sebuah meja yang terletak di tengah ruangan, dengan dua buah
kursi. Aku membukanya, mempersiapkan beberapa kue untuknya.
“ehm....”dia
berguman sambil berdiri, tangan kirinya menggaruk bagian belakang kepala, hal
yang selalu dilakukannya jika dia sedang bingung
“ada
apa sayang...?”tanyaku lembut,
“aku
memang belum sarapan, tapi aku ingin sesuatu yang lain...”
“aku
membeli banyak jenis kue kesukaanmu...”ujarku seraya berdiri memperlihatkan
kue-kue yang sudah ku tata di sebuah piring
Dia
mengambil piring itu, “ya...semua ini kesukaanku,,,,tapi aku tidak ingin makan
kue..”katanya kembali meletakkan piring itu di meja di belakangku
“kau
mau aku membelikanmu sesuatu yang lain?”tanyaku bingung
“tidak...tentu
saja tidak, ...”katanya cepat
“lalu...?”aku
memiringkan kepala menatapnya
“aku
ingin kau Luce....”katanya mendekatiku
“ap-apa
maksudmu Gray...?”tanyaku, menerka apa yang di inginkan Gray
Dia
mendekat padaku, memberi ciuman lembut di leherku, lebih seperti mengecupnya,
sekali...dua kali dan lebih lama... tiga kali di daerah lain....tangan kirinya
memegang kepalaku, sambil terus mengecup leherku. Kurasakan ada sedikit jilatan
lidahnya bersama dengan kecupannya,...dia berhenti
Aku
terdiam, mengerti keinginannya, yang juga keinginannku, tapi...apakah aku
berani??
Dia
menuntunku ke arah ranjang yang sudah ada di ruangan itu, “aku ingin kau
Luce...”katanya lagi, dan aku membeku diam,
Masih
berdiri di samping ranjangnya, dia mencium bibirku, lembut, bahkan sangat
lembut dari biasanya, lebih intens...membuatku seketika itu melayang entah ke
mana. Dia menggiring tangan kiriku melingkari pinggangnya yang kokoh. Dan aku
seketika itu mencengkram bajunya. Dia masih menciumku, kali ini lidahnya
memasuki mulutku, seperti yang sering kami lakukan, dia mencari lidahku, dan
ketika berhasil menemukannya, benda lembut, kenyal, hangat dan berlendir itu
memanut, bergeliat di dalam mulut. Aku membuka sedikit mulutku untuk memberi
ruang, begitu juga dia. Aku membuka sedikit mataku, dan melirik ke arah mata
Gray yang terpejam juga, aku pun kembali terpejam. Mengikuti iramanya, air liur
kami bercampur, menetes disela-sela mulut.
Gray
kali ini sangat berbeda. Sangat terasa menahan hawa nafsunya, melepaskannya
perlahan agar aku menikmatinya. Sepertinya aku akan melakukan hal itu. Aku
mulai melepas kancing kemejanya yang tinggal beberapa itu sebagai tanda aku
juga menginginkan hal yang sama. Perlahan tangan kananku melepas satu persatu
kancingnya. Dan dia terus melumatkan ciumannya dimulutku, manis. Selalu manis
dan hangat mengaliri sekujur tubuhku setiap kali berciuman dengan Gray. Semua
kancing bajunya sudah terlepas. Aku meraba dada bidangnya dengan tangan
kananku, dan tangan kiriku menarik kemejanya ke arah belakang, hingga bahunya
terlihat. Dia menghentikan ciumannya, menatapku..
“aku
menyayangimu Lucy Heartfilia...”ujarnya lebih seperti meminta izin
Aku
tersenyum, “aku juga Gray, aku juga menyayangimu...”
Dan
dia melepaskan bajunya, lalu tangannya melepaskan bajuku, menariknya dari bawa
melewati kepalaku, membuat ikatan rambut yang di tata Virgo tadi terlepas
begitu saja. Aku tinggal mengenakan bra, dan kurasa aku cukup seksi dengan
payudara yang tegap ini. Gray mendudukkanku di ranjangnya. Dia masih mengenakan
celana dan aku masih memakai rokku.
Dia
mencium telingaku, turun keleherku, lalu dadaku, dan tangannya menggerayang di
punggungku melepaskan kait bra. Tangan kirinya menarik lepas braku, dan kini
terpampang payudaraku yang montok. Seketika itu, Gray membenamkan wajahnya di
payudaraku, tanganya mulai meremas lembut bagian kanan oppaiku,
“akh.....”tanpa
kusadari aku mendesah, karena baru kali ini aku mendapatkan sensasi kenikmatan
dari remasan oppaiku, ditambah lagi yang meremasnya adalah Gray
Sepertinya
suaraku membuat stimulus bagi Gray, karena dia kini mengenyot puting kiriku,
sambil terus tangan kanannya meremas oppai kananku. “akh...”aku mendesah lagi,
dan refleks aku mencengkram rambut Gray. Dia menjilati putingku yang tampak
merah menegang. Lidahnya bermain dengan putingku, ke atas ke bawah seperti
lolipop yang tinggal sedikit. Terus seperti itu untuk beberapa saat, dan
sensasi nikmat baru menjalari tubuhku, lalu tiba-tiba dia mengeyot-enyot
oppaiku seperti anak bayi. Membuatku sedikit terkejut dan reflek aku
menjatuhkan tubuhku di ranjang. Mulut Gray terlepas, dan aku melihatnya
tersenyum, sedikit licik, tapi aku menyukai senyum nakal itu, yang hanya aku
dapat melihatnya. Aku pun balas tersenyum..
“geli
Gray.....,bagaimana kau tahu untuk melakukan hal itu?”tanyaku, dia menatapku
dari atas, sedang aku berbaring di ranjangnya
“aku
mempelajarinya Luce, menonton, aku ingin memberi yang terbaik
untukmu...”katanya tersenyum “aku lanjutkan?”tanyanya
Aku
hanya mengangguk dan tersenyum. Akh...memalukan....fikirku.
Gray
berdiri membuka celana panjang hitamnya, juga celana dalamnya. Aku melihatnya..
“jangan
lihat sayang, aku malu...”kata Gray, wajahnya memerah, lucu
“aaa....”aku
refleks menutup mataku dengan tangan, saat melihat penisnya tergantung menegang
milik Gray. Ini pertama kali aku melihat benda itu. Milik seorang pria, dan ini
adalah pria yang kucintai.
Kurasakan
tangan Gray menarik perlahan tanganku, membukanya dari menutup mataku. “Jangan
takut, aku akan melakukannya selembut mungkin” katanya, dan aku memberanikan
diri membuka mata. Dia sudah berada di atasku, dengan kedua lengannya menopang
berat tubuhnya. Lalu Gray membuka rokku, meninggalkan underwear ku yang berenda
dan bertali samping.
Lalu
Gray menindihku, menciumku bertubi-tubi dengan tetap lembut. Film yang kulihat
lebih kasar, fikirku. Lalu tangannya meremas lagi oppaiku, mulutnya telah
mengulum puting kananku, mengenyotnya lembut. Kurasakan kaki kanannya berada di
selangkanganku. Sepertinya sengaja sedikit di gesekkan ke paha bagian dalam.
Tanganku meraba tali samping yang mengikat underwearku dengan pinggal, kemudian
terlepas, aku menariknya dengan satu tangan dan tubuh sedikit di lonjakkan ke
atas, membuat Gray menerima sinyal baru. Dia menghentikan bermain dengan
oppaiku, turun ke bagian bawah.
“kau
indah Luce, cantik....”katanya ketika melihat kelaminku, dengan rambut halus
yang selalu kurawat agar tidak terlalu menutupinya. Malu sekali jika memikirkan
hal ini.
Tangan
nya meraba kelaminku, dengan jemarinya menelisir dan membuka vaginaku
yang.....sudah basah. Telunjuknya mencolek sedikit ke permukaan liang vaginaku
yang basah..”akh....”aku melenguh sampai membuatku menarik kepala. Dia
memasukkan telunjuknya tadi ke mulutnya. Mengulum menikmatinya
“enak
sekali Lucy....”katanya tersenyum, membuatku damai. Entah apa rasa lendir itu,
sepertinya bukan rasa yang dimaksudnya enak.
Dia
kembali membuka vaginaku, aku menarik bantal untuk menyanggah punggungku, agar
tetap dapat melihat apa yang dilakukan Gray. Dia mengangkat kedua kakiku
menjadi sedikit menekuk, hingga baginaku dengan sendirinya membuka. Kemudian
Gray menunduk, dan menjilati permukaanya dari arah liang ke arah atas klitoris
ku...
“ash...angkh....akh....”aku
mendesah, menggenggam seprai Gray, tidak tahan dengan sensasi yang lagi-lagi
baru ku rasakan ini
Gray
semakin memainkan lidahnya di permukaan liang senggamaku, sepertinya ada banyak
cairan yang keluar dari sana. Dan ketika lidahnya menyentuh klitorisku, Gray
mengenyotnya seperti yang dilakukan pada oppaiku, membuatku semakin menggelijang.
Kurasakan kasur ini bergetar, “akh...Gray..k-kau nakal...”kataku mendesah
“tapi
ini nikmat kan Luce...”Gray menjawab singkat, lalu melanjutkan, dan tak lama
dia mengangkat tubuhnya dan memperlihatkan juniornya yang menegang hebat.
“k-kenapa
bisa sebesar itu...?”tanyaku sedikit kaget, karena menurut majalah dewasa yang
kubaca bersama Levy, ukuran junior Gray sangat ideal, lebih malah.
“ehm...(sambil
menggaruk kepalanya), aku juga tidak tahu, sudah seperti ini sejak
dulu....”ujarnya polos “Luce,,,aku sudah tidak dapat menahannya, maafkan aku
jika aku brengsek, sekalipun sekarang kau melarang dan tidak mau, aku tetap
akan melakukannya...”dia berujar tidak jelas, sambil tangannya memegang junior
miliknya
Aku
berusaha duduk bersandar pada sandaran tempat tidur “Gray...aku juga
menginginkannya....”aku meraih tangannya “aku juga sudah tidak tahan....”kataku
akhirnya
Dan
selanjutnya yang terjadi, dia mengarahkan penisnya ke arah vaginaku, kami dalam
posisi duduk, dan aku di bawahnya. Setelah benda tumpul menggiurkan itu
menempel dipermukaan liang senggamaku, kurasakan sensasi luar biasa, vaginaku
mulai berkedut-kedut, Gray menekannya perlahan “akh...”desahk.... kemudian
menekannya lagi, lagi...dan kali ini sedikit lebih kuat dari yang pertama
“akkkhh...., sakit ...”aku sedikit berteriak
“gomen
Luce,...”tapi dia tetap melanjutkan menekankan penisnya masuk, dan kurasakan
sesuatu disana robek beriringan dengan rasa sakit yang...”akh....” kali ini aku
berteriak karena terlalu saki....”sakit Gray..”kurasakan sedikit air mata
menetes di ujung mataku
“engh....go...gomen
luce, engh...”dia mendesah juga....dan karena Gray terus menekan perlahan dan
lembut, kenikmatan itu mulai menjalari tubuhku,
dan refleks aku melingkarkan kakiku ke pinggangnya dan merangkul Gray.
Irama
kami mulai teratur, kurasakan penis Gray masuk menyodok-nyodok di dalam liang
senggamaku, kami berdua merasakan kenikmatan, kami berdua menyatu. Keringat bercucuran
menetes menambah kenkmatan, dan aku meraih bibir Gray dengan lidahku, kami
berciuman sambil terus saling menggenjot, lidah kami berpanut, saliva menetes
melewati sela mulut, kini semua cairan menyatu,,
“akh....akngh....angh.....akng......”aku mendesah, kusadari aku cukup berisik
“engh...ehmh...engh...aengh...”Gray
mendesah pelan, namun terengah-engah juga
Tentu
saja dia terengah, kami melakukannya dengan posisi Gray memangku ku, layaknya
anak kecil, aku merangkul erat tubuh Gray.
“akh....terus
Gray....akh...ya,,,enak....ehmbh....” aku bicara tidak jelas
“engh....Luce,,,Nikmat...kau
nikmat ...enak....akngh...enak sekali....akh....”
Cukup
lama, sepertnya kami sudah menggenjot selama 30 menit, dan aku sudak klimaks 2
kali, namun Gray belum mencapai klimaksnya. Akh.... luar biasa , fikirku.
“akh...angh....Luce,
sepertinya aku akan keluar....akh....aku akan keluarkan dulu,,,,”Gray bersiap
menarik lepas penisnya, lalu dengan segera aku menahan tangannya
“jangan
Gray...keluarkan di dalam....”pintaku
“tapi...aku
tak mau kau...”
“aku
sudah minum obat tadi sebelum kesini”jelasku singkat
Entah
mengerti atau tidak, dia akhirnya menurut, dan dia membaringkanku.
Genjotan
kami semakin kuat dengan irama yang lebih cepat,
“akh,,akh,,kah,,..akh...angh...ang..akgh...” aku mendesah sejadinya
“Luce,
kau menggingit sekali, akngh...kuat....aku akan keluar Luce....”
“ya...yah..Gray...aenghyh....ikh...akh.....keluarkan.....”kataku
Dan
dengan semakin kuatnya Gray menekankan penisnya masuk ke dalam vagiku, lalu aku
merasa mencapai klimaks ku, dan tubuh Gray menegang, ku tahu kami sama-sama
mencapai klimaks.....
Aliran
hangat kurasakan mengaliri rahimku, sperma Gray, akh.....kenikmatan ini......
Dan
kami terbaring lemas, Gray masih di atasku, aku memeluknya, lalu seperti
tersadar dia mencium keningku, dan bergerak, mencabur juniornya yang tampak
sangat berlendir dan melemas. Dia terbaring di sisi kananku.
“akh......”desahnya
menghembuskan nafas,”kau luar biasa Lucy sayang.....”dan aku merangkulnya
Dia
menciumku, kami bermain sebentar dengan ciuman basah nah bernafsu, lalu aku
berbaring di atas dadanya. “kau hebat Gray, luar biasa, ...”ujarku
Dia
membelai pipiku dengan jarinya, “pasti sakit ya? (aku mengangguk pelan) ada
lebih banyak darah dari yang kukira, tapi ku harap kau menikmatinya karena aku
sedikit memaksa tadi...”ada nada menyesal dalam perkataannya
“tentu
saja aku menikmatinya, ini yang pertama, kurasa wajar saja kalau sakit, “aku
tersenyum
“tapi
bagaimana kau bisa meminum obat....atau apalah itu yang tadi kau
katakan...”katanya kebingungan
“sejenis
pil agar tidak hamil, Erza yang memberikan padaku, dia bilang selalu minum itu
sebelum melakukannya dengan Natsu....”aku berusaha menjelaskan
“bukan...aku
tahu itu, maksudku, kenapa kau sudah meminum obat itu sementara...”aku
menangkap kebingungan Gray, dan dengan malu aku menjawab
“aku
mendapatkan firasat tentang kencan hari ini, yah..aku berkeyakinan kalau kau
tidak memulainya maka aku akan memintanya....”dan aku langsung membenamkan
wajahku ke dada bidang Gray...”akh...ini memalukan...”
Gray
tertawa....”ternyata kekasihku ini nakal yah....” dia mencubit pelan pipiku,
lalu menciumku,
Dan
setelah itu kami melakukannya lagi, kemudian setelah makan siang, kami
melakukannya lagi.....lalu setelah mandi karena menjelang malam, kami
melakukannya lagi...
Seharian
ini kami bercinta tanpa mengenal lelah.....Gray The Best in Ours
Bed....yaiy......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar ya.... ^-^