BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hewan
merupakan mahkluk hidup heterotrof yang sumber makanannya sangat tergantung
dengan organisme lain sebagai sumber pakannya. Pakan hewan dapat berupa tumbuhan
atau disebut hewan herbivora, atau dapat berupa hewan atau yang disebut
karnivora, serta dapat pula memakan tumbuhan juga hewan atau yang dkenal dengan
omivora (pemakan segala).
Sumber
pakan bagi hewan tidaklah selalu tersedia dalam jumlah yang melimpah, terkadang
karena beberapa faktor seperti cuaca, dapat menyebabkan sumber pakan jenis
hewan tertentu berkurang ketersediaanya atau keberadaannya di alam. Jika hal
ini terjadi, hewan tersebut cenderung untuk mencari pakan baru untuk mengganti
pakan aslinya. Biasanya, peralihan preferensi pakan ini digantikan oleh jenis
pakan yang hampir sama, baik rasa maupun aromanya walau berasal dari spesies
yang berbeda.
1.2 Permasalahan
Permasalahan
yang muncul pada praktikum Ekologi Hewan percobaan Preferensi pakan Epylachna sp. adalah:
1. Berapa
lama waktu yang diperlukan Epylachna
sp. Untuk menemukan pakannya?
2. Daun
apakah yang pertama kali dimakan?
3. Daun
apakah yang paling banyak dimakan?
4. Berapa
lama Epylachna sp. Menemukan suatu
jenis pakan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum
ekologi hewan percobaan Preferensi pakan Epilachna
sp. Adalah:
1. Mengetahui
kecepatan Epylachna
sp. Menemukan pakannya
2. Mengamati
daun yang pertama kali dimakan oleh Epilachna sp.
3. Mengamati
daun yang paling disukai oleh Epilacha
sp.
4. Mengetahui
lama waktu seekor Epilachna sp. Untuk
memakan pakannya.
1.4 Hipotesis
Hipotesis dari
percobaan ini adalahEpilachna sp. Yang telah dipuasakan selama 24 jam ini akan
mengalami switching atau perpindahan jenis pakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kesukaan
hewan terhadap pakannya sangat tergantung kepada jenis dan jumlah pakan yang
tersedia. Bila jumlah pakan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pakan
yang dibutuhkan, perpindahan kesukaan terhadap jenis pakan dapat terjadi (Cambell,2000).
Persaingan
dapat terjadi apabila sejumlah organisme dari spesies yang sama atau yang
berbeda menggunakan sumber pakan yang sama yang ketersediaannya kurang, atau
walaupun ketersediaannyya cukup. Namun persaingan juga dapat terjadi apabila organisme-organisme
itu ketika memanfaatkan sumber pakan tersebut saling menyerang antara konsumen
satu dengan konsumen lainnya (Kimball,1983).
Jika
ketersediaan suatu jenis pakan disuatu lingkungan rendah, maka jenis makanan
itu kurang dimanfaatkan sebagai makanannya, namun jika ketersediaannya tinggi
atau berlimpah dari biasanya maka akan dikonsumsi lebih tinggi (sering).
Switching atau perpiindahan suatu jenis pakan ke jenis pakan lain berdasarkan
pengalaman sebelumnya dapat terjadi apabila ketersediaan makanan
dilingkungannya sudah terbatas (Triharsono,1995).
Kesukaan
atau yang dikenal dengan preferensi hewan spesifik dari suatu jenis, namun
dapat berubah oleh pengalaman. Preferensi berarti bahwa jeniss makanan itu
lebih diperlukan dibandingkan jenis makanan lain yang terdapat dilingkungan.
Preferensi hewan terhadap suatu jenis makanan atau mangsa tertentu sifatnya tetap
dan pasti, tidak dipengaruhi poleh ketersediaannya dilingkungan (Patra,1994).
Preferensi
makanan dapat diamati melalui percobaan-percobaan dengan kondisi terkontrol
seperti di laboratorium, faktor biotik dan abiotik dilingkungan alam tersebut
dapat mengubah aspek kualitatif dan kuantitatif makanan yang dikonsumsihewan
(Krama dan Brata,1995).
Preferensi
dan distribusi geografi kelompok hewan Epilachna sp. Sangat penting, tidak
hanya dari satu sisi pandangan evolusioner, tetapi juga untuk program manajemen
hama yang efektif (Darmaretnam,1995). Epilachna sp. Merupakan serangga prusak
daun dan kuncup daun. Serangga ini menghisap cairan dalam daun. Tanaman yang
biasa dimakan serangga ini adalah dari glongan solanaceae (Jumar,2000).
Kepik
(Epilachna sp.) aktif diwaktu pagi dan sore hari, sedanngkan pada siang hari
bersembunyi dibagian dalam dari tajuk tanaman. Kepik lebih menyukai tempat yang
rimbun dan agak gelap untuk meletakkan telurnya (Laba dan trisawa,2006).
Epilachna sp. Menjadi hama penting pada
tanaman terong (Solanium Khasianum) dengan prediksi penurunan produksi 46%-0%,
bahkan dapat menggagalkan hasil panen. Serangga ini bersifat kosmopolit pada
tanaman dalam famili Solanaceae dan Curcubitaceae, bahkan juga dilaporkan
menjadi hama pada tanaman kedele di Amerika Selatan (Idris,2007).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
Ekologi Hewan percobaan Preferensi pakan Epilachna
sp. Ini adalah stoples, petridisc, kain kasa, guntinga, alat rulis dan
stopwatch.
Bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum Ekologi Hewan percobaan Preferensi pakan Epilachna sp. Ini adalah 100 ekor Epilachna sp., tumbuha dari
famili Solanaceae.
3.2 Cara Kerja
Epilachna
sp., yang diambil dari habitatnya dipuasakan selama 24 jam. Setelah dipuasakan,
Epilachna sp., ditempatkan kedalam
petridisc yang berisi pakan masing-masing 10 ekor Epilachna sp., untuk 3 petridisc. Pada petridisc telah diisi dengan 4 jenis pakan yang berbeda dengan
ukuran 0,5 x 0,5 cm. Setelah Epilachna
sp., ditempakan kedalam petridisc, kemudian ditutup menggunakan kain kasa dan
diamati waktu Epilachna sp., untuk
menemukan pakannya dan jenis pakan apa yang paling banyak dimakan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
Waktu yang diperlukan untuk Switching
Jenis daun
|
Pertama hinggap
|
Pertama dimakan
|
Selesai makan (jam)
|
||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
Buasan
|
6,15
|
3,41
|
2,58
|
-
|
-
|
18,34
|
-
|
-
|
-
|
Kacang panjang
|
5,8
|
6,41
|
1,8
|
-
|
-
|
39,5
|
-
|
-
|
1,36
|
Terong pipit
|
7,59
|
2,38
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Terong belanda
|
7,17
|
1,18
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.1.2
Luas daun dan hasil switching
kelompok
|
Ukuran (cm2)
|
Daun Buasan
|
Daun kacang panjang
|
Daun terong pipit
|
Daun terong belanda
|
I
|
0,5x0,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
II
|
1x1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
III
|
1,5x1,5
|
18 mm2
|
0
|
0
|
0
|
IV
|
2x2
|
13 mm2
|
1 mm2
|
8 mm2
|
1 mm2
|
V
|
2,5x2,5
|
2 mm2
|
0
|
0
|
0
|
VI
|
3x3
|
11 mm2
|
0
|
4 mm2
|
0
|
4.2
Pembahasan
Praktikum
preferensi pakan Epilachna sp.,
menggunakan 30 ekor Epilachna sp.,
yang telah dipuasakan selama 24 jam sebelum praktikum dilaksanakan. Epilachna sp., yang dipuasakan ini
bertujuan agar pada saat praktikum dilaksanakan Epilachna sp., menjadi sensitif terhadap aroma pakan yang ada
disekitarnya karena kondisi Epilachna
sp., yang lapar.
Percobaan dilakukan dengan
menempatkan 10 ekor Epilachna sp.,
pada petridisc yang berisi 4 jenis pakan yang berbeda, termasuk juga pakan asli
dari tempat Epilachna sp., diambil.
Hasil pengamatan selama 2x60 menit menunjukkan adanya perbedaan waktu saat Epilachna sp., pertama hinggap pada
pakan dan waktu makan dengan selesai makan. Hal ini dikarenakan, Epilachna sp., berusaha mencari jenis
pakan asli dari keempat jenis pakan yang tersedia, sehingga terjadi kemungkinan
pada saat Epilachna sp., hinggap
tidak langsung memakan pakan itu, karena pakan tersebut bukan pakan aslinya.
Setelah hinggap pada suatu pakan, Epilachna sp., akan mulai makan, namun
akan berpindah jika pakan yang dimakannya bukan pakan aslinya. Pakan yang
paling lama dimakan adalah daun buasan yang mulai dimakan pada menit ke 18,34
hingga selesai pengamatan yaitu 1,20 jam. Selain dau buasan, daun kacang
panjang juga dimakan dari menit ke 39,50 hingga 1,20 jam.
Daun yang paling banyak dimakan
diantara keempat daun adalah daun Buasan. Hal ini dikarenanakan daun buasan
merupakan jenis daun pakan asli dari Epilachna
sp., diambil, sehingga Epilachna sp.,
cenderung memilih jenis pakan lain sebagai makanannya. Perpindahan pakan ke
jenis pakan lain (switching) terjadi pada hasiol pengamatan yaiotu Epilachna sp., juga memakan kacang
panjang, daun terung pipit dan juga daun terung belanda, hanya saja tidak
sebanyak daun Buasan yang dimakan sebanyak 18 mm2.
Ukuran daun untuk tiap jenis daun
yang digunakan juga digunakan ukuran yang berbeda sebagai perlakuan, dan daun
yang paling banyak dimakan adalah daun dengan ukuran 2x2 cm. Hal ini karena
ukuran daun ini merupakan ukuran standar dengan ukuran tubuh Epilachna sp., tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil.
Hasil
pengamatan dari percobaan yang dilakukan menunjukkan suatu hubungan dengan
preferensi makanan Epilachna sp..
keempat jenis daun yang dijadikan perlakukan merupakan dari famili yang sama
yaitu Solanaceae. Terjadinya switching dapat dikarenakan Epilachna sp., mengalami kekurangan sumber pakan, sehingga utnuk
beberapa jumlah Epilachna sp.
Melakukan switching.
Percobaan yang dilakukan menunjukkan
bahwa Epilachna sp., mengalami
switching, namun tetap menyukai pakan aslinya. Hal ini juga dikarenakan
sedikitnya keberadaan pakan asli, sehingga terjadi persaingan. Kendala yang
terjadi saat percobaan adalah wadah yang digunakan terlalu kecil yang
memperngaruhi terbatasnya ruang gerak Epilachna
sp., untuk berpindah-pindah. Selain itu pada 6-0 menit pertama, perlakuan yang
diberikan pada Epilachna sp., yaitu
daun yang digunakan ditetesi air terlebih dahulu, hal ini menyebabkan aroma
dari pakan yang diberikan menjadi hilang atau tidak keluar karena air tersebut,
dan saat pakan dihinggapi , Epilachna
sp., menjadi sulit untuk mengidentifikasi pakan mana yang merupakan pakan
aslinya.
BAB
V
KESIMPULAN
Praktikum Ekologi Hewan percobaan
Preferensi Pakan Epilachna sp., yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa waktu yang diperlukan oleh Epilachna sp., untuk menemukan pakannya
berkisar antara 1 sampai 7,59 menit. Lama waktu ini diperlukan oleh Epilachna sp., untuk hinggap dan daun
yang pertama kali dimakan oleh Epilachna
sp., adalah daun buasa.
Daun buasan ini juga merupakan jenis
daun yang paling banyak dimakan dari keempat jenis daun yang dijadikan
perlakuan dalam percobaan. Sedangkan waktu yang dibutuhkan Epilachna sp., untuk memakan daun buasan adalah 72,6 menit. Daun
buasan merupakan daun yang paling banyak dimakan karena daun buasan merupakan
pakan asli dari Epilachna sp.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,
2000, Biologi, edisi 5, Jilid 3, Erlangga, Jakarta
Dharmaretnam, M., 2002, a note on the
elytral pattern and the bionomics of Epilachna septima in Batticalea Sri Lanka
(Coleoptera, Coccinellida), JNSE,30:29
Idris, H., 2007, Pengaruh Bio-Insekta
Kayu Manis terhadap Aspek Biologi
Serangga Epilachna, Jurnal Akba Agrosia, 27 oktober 2010
Jumar,
2000, Entomologi Pertanian, Kinka Cipta, Jakarta
Kimball,
J.W, 1983, Biologi, Jilid 2, Edisi 5, Erlangga, Jakarta
Kosh, R.L., 2003, The Multicolored Asian
Lady Bettle Hormonia cryridis, a review of it’s Biologi, user in Biologi cel
control, anri non control-target impacts, Journal of Insect Science, 27 oktober
2010
Laba, I.W. dan Trisawa I.M., 2006,
Pengelolaan Ekosistem untuk pengendalian Hama Lada, 27 oktober 2010
Patra,
N.S., 1994, Serangga di Sekitar Kita, Konisius, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar ya.... ^-^