Fairy Tail ^Hiro
Mashima^
Genre : Romance
Pairing : GraLu
By : Acy_Lucy
“My Valentine Girl”
IC/OOC tergantung bagaimana anda membacanya^^
Februari adalah bulan yang membuat para wanita kelimpungan.
Heran juga deh, pada sibuk gitu, sampe ada yang ngadaiin kursus di Guild. Yah
tidak lain dan tidak bukan karena ada yang namanya valentine di februari.
Sementara aku bingung harus bagaimana menyikapi hari
spesial itu. Aku yakin Lucy pacarku pasti sudah kerepotan memikirkan berbagai
hal dan cara untuk melewatinya bersamaku. Sigh...! aku mengeluh bukan karena
aku tidak menyukai hal-hal seperti itu, justru sebaliknya aku sangat suka dan
menantikan hari kasih sayang di mana aku ingin melewatinya bersama Lucy
Heartfilia yang sudah 4 bulan ini menjadi kekasihku.
Ya....aku mengeluh karena bingung apa yang harus aku
lakukan sebagai laki-laki di mana sementara para wanita sibuk menyiapkan kue
coklat, hadiah dan sebagainya untuk para pria.
Akh,,Natsu!! Aku teringat pasti dia sudah tau apa yang akan
dilakukannya sebagai pria, karena dia sudah menjalin hubungan dengan Erza sejak
setahun yang lalu. Sigh...! Tidak mungkin si Baka Kepala Api itu memikirkan hal
yang terlalu mendalam, dan yang kutahu dia tidak romantis sama sekali.
Huah....! Aku benar-benar frustasi, ergh...Lucy pasti
memberiku sesuatu yang spesial. Lalu apa yang harus aku berikan padanya????
Ayoo...Gray...berfikirlah apa yang paling diinginkan seorang
wanita dari pria yang dicintainya?
...................................................................................................
.....14 Februari.....
‘tringg..tringg...’ nada pendek dari ponselku tanda SMS masuk.
Kulirik jam di samping tempat tidur. Ehn.. 6:37 pagi, dan
aku memaksakan mataku yang masih sangat ingin tertutup untuk membaca
huruf-huruf dilayar ponsel
-Gray...sibuk apa hari ini? Kita kencan ya?
Lucy-
Kencan? Fikirku... tidak biasanya Lucy mengajakku kencan,
dan ini masih terlalu pagi. Selintas mataku menangkap angka pada kalender yang
tergantung manis di dinding dan ...
“Arrggggh......14 Februari?!!! APA?MENGAPA SECEPAT INI
SUDAH TANGGAL 14??” seketika aku panik dan histeris sendiri.
Pantas saja, dasar Gray Fullbuster Baka!! Kujitak kepala ku
sendiri. Mengapa sampai Lucy yang mengajak ku kencan duluan. Argh!! Ini
pertanda tidak baik. Tidak bisa, tidak boleh seperti ini.
............................................................................................................
....malam hari 14 februari.....
Aku berjalan linglung menuju rumah Lucy, akh...entah apa
yang aku fikirkan. Aku menghabiskan 3 jam untuk memilih baju yang aku kenakan
malam ini. Setelan kemeja biru laut, dengan dasi senada dipadukan dengan Jas
putih yang dipaksa oleh Natsu untuk aku kenakan. Dan Erza memilihkan celana
Putih dengan sepatu pantofel hitam. Kenapa mereka tiba-tiba menyerbu rumahku
seperti tadi.
Dengan tergesah-gesah Erza berlari menghampiriku ketika
keluar rumah, menyelipkan sapu tangan biru yang dilipat sedemikian rupa untuk
diselipkan disaku bajuku. Dan kini, entah kenapa aku merasa terlalu berlebihan.
Maksudku penampilan ku yang seperti ini aku masih belum tau apa yang akan aku
lakukan dan ke mana tempat yang bagus untuk berkencan.
Tak terasa langkah kakiku sudah sampai di depan rumah Lucy.
Jantungku seketika berdetak kencang dan keringat dingin mengalir di dahiku.
Dengan gugup kupencet bel rumah Lucy.//
‘tiing......ting......ting......’
Suara bel yang unik itu mengaung dari dalam rumah Lucy.
Tak berapa lama kudengar langkah kaki mendekati daun pintu,
dan kuperhatikan panel pintu bergerak memutar dan pintu terbuka.
Menampakkan....
Aaahh....batinku memerintah untuk berteriak....
Sesosok wanita mengenakan gaun dari bahan linen berwana
merah terang. Sangat kontras dengan kulit putihnya, membuat pemakainya seakan
bercahaya. Gaun itu bergantung ditubuhnya dengan seutas tali kecil yang
mengikat kedua bahunya, menampakkan betapa mulus kulit wanita ini. Dilehernya
tergantung sebuah kalung berbentuk huruf G dan L yang terangkai menjadi lambang
hati, kalung yang kuberikan saat aku menciumnya pertama kali. Rantai kalung itu
tipis namun berkilau, seakan kilau itu berasal dari kulit pemakainya. Mataku
beralih kearah wajah cantiknya. Tersenyum lembut, senyum yang sangat indah
diwajah yang hanya dibalut make up tipis. Ah..tanpa make up pun ku yakin wajah
itu sudah sangat indah. Rambutnya tergerai lembut, dan kali ini sedikit
mengikal dibagian ujung. Sedikit bagian atasnya diikat dengan jepitan manis
berkilau, kurasa itu bagian poninya yang sengaja di angkat agar tidak menutupi
wajahnya. Sungguh indah ..fikirku, dan tubuh indah itu di sempurnakan dengan
sepatu berwarna merah berkilau dengan heels yang tidak terlalu tinggi.
“hei....” suara lembut dari sosok wanita terindah
dihadapanku ini menyadarkan keterpanaanku.
“eh..Konbanwa Luce....” sahutku sedikit tergesah dari yang
kuinginkan
“konbanwa mou Gray....” balas Lucy lalu terkekeh
“eeh..ke-kenapa kau tertawa?” tanyaku bingung
“aku sudah memanggilmu tiga kali Gray...” ujarnya
“a-apa? A-ano..gomen, aku terpesona, ka-kau cantik...”
ucapku akhirnya, dengan bingung menggaruk kepalaku
“Arigatou...,dan kau juga sangat tampan malam ini...”
matanya merintis tubuhku dari atas hingga ke bawah, lalu tersenyum lembut
“engh..sou?,,a-aku fikir ini sedikit memalukan...”ujarku
lalu menunduk tidak berani menatap mata Lucy
“kau berfikir begitu? Lalu aku ?...haha..sudahlah, aku
sudah siap, kita mau ke mana?” tanyanya lembut dan kuperhatikan dia menenteng
kantong kertas kecil ditangan kanannya.
“ke-kemana? I-itu...iya ayo kita jalan sekarang...”
hua....otakku kacau, ke mana aku harus pergi???teriak suara hatiku.
“ayo....” kaki indah itu melangkah ringan. Dan aku mengiringi
langkahnya berjalan beriringan.
“Luce....” panggilku gugup tanpa melihat kearahnya
“iya....”jawabnya seraya menoleh ke arahku
“a-ano...gomenne, sebenarnya aku belum tahu mau
kemana.....”ujarku jujur
“ehn...iya aku tau...” jawabnya pendek
“a-apa?” kataku kaget
“iya...aku tahu kau belum menentukan ke mana kita akan
pergi kan?” Lucy terkekeh...”Gray...aku memahamimu, makanya aku tahu.....” dia
tersenyum lembut.
Tidakkkkkk!!!!! Ini membuatku semakin Frustasi, akan lebih
baik kalau dia marah dan memukul kepalaku, atau membuka salah satu kunci Roh
Bintangnya dan menyiksaku untuk satu malam ini.
“et-etto....tapi, Luce!! Kau bisa menungguku disini 30
menit saja, aku akan melakukan sesuatu, pokoknya aku tidak mau malam ini hanya
kita lewati seperti biasa, tidak untuk sekarang...a-aku akan malu sebagai
lelaki jika hal iitu terjadi....ku mohon kau mau memberiku waktu 30 menit
saja...” pintaku terdengar benar-benar menderita
“hei...hei...tenanglah Gray, beginilah kau adanya, aku
senang dapat bersama denganmu malam ini, itu sudah cukup..., ehn.. 30 menit?
Baiklah....aku akan menunggu mu, tapi jangan terlalu memaksakan diri ya...”
ucapnya sambil tersenyum
“baiklah Lucy, aku akan segera kembali, kau tunggu ya...aku
janji...”kataku terburu-buru lalu berlari pergi dengan berat meninggalkan Lucy
........................................................................................................
...30 menit kemudian...
Dengan tergesah aku berlari dan tetap menjaga agar jasku
yang kukenakan tetap rapi. Dikejauhan aku melihat Lucy duduk menunggu sambil
menggoyangkan kedua kakinya.
Aku menghampirinya
“go-gomen Luce membuatmu menunggu...”ucapku sedikit
terengah-engah
“daijoubu Gray....belum 30
menit kok...” katanya mendongak melihatku
“ehn...kita pergi?” ajakku seraya mengulurkan tangan
Kulihat senyum menyungging dibibirnya, senyum terindah dari
orang yang kucintai.
“ayo....”ujarnya meraih tangan kananku dan berdiri.
Kamipun berjalan beriringan. Ku genggam erat tangan Lucy
yang berada di sebelah kananku.
“kau sangat baik Lucy....”ucapku tanpa menoleh
“ehn? Tidak.....aku hanya memahamimu Gray...” balasnya
lembut “ngomong-ngomong mau ke mana kita?” lanjutnya bertanya
“ke taman pinggir sungai...”jawabku ringan
“taman?” kulirik wajah bingungnya menatapku dari samping
“iya Luce...taman....” jawabku menatapnya lalu tersenyum
.....
Kami berjalan dan mendekati taman. Aku menghentikan
langkahku.
“ok mulai dari sini kau harus berjalan mundur Luce...”
ucapku sambil membalikkan tubuh Lucy menghadap tubuhku membelakangi jalan
menuju taman
“eeh..kenapa aku harus berjalan mundur?” wajah bingungnya
semakin membuatku ingin lebih memilikinya, oh..Lucy...
“sudah lakukan saja....” aku mulai menuntun langkahnya
untuk berjalan mundur...”dan kau tidak boleh melihat kebelakang Lucy...” aku
berkata lagi karena Lucy tampak ingin melihat kebelakang.
Dia hanya diam dengan wajah bingung...
“sini...” kutarik pelan kepalanya menggunakan tangan
kananku dan kudekap di dadaku kepalanya dengan lembut “aku akan menggiringmu
Lucy, jadi ikuti saja ya....” kataku lembut di samping telinganya. Kurasakan
tangan kirinya merangkul pinggangku.
....
“nah..sudah sampai...,berbaliklah..” kataku melepas dekapan
san mundur selangkah agar memberi ruang pada Lucy.
Dia berbalik dan menoleh, kami tepat berada di depan
gerbang es, berbentuk hati dengan ukiran-ukiran kecil bunga, aku membuatnya
dengan sihir Ice Make.
Gerbang berbentuk hati itu mengarahkan kami memasuki jalan
kecil yang dikiri dan kanannya aku membuatkan kelopak bunga teratai dengan
lampu kecil di atasnya. Sehingga memantulkan cahaya yang berkelip di bongkah
es. Di ujung jalan terdapat sebentuk
kubah kecil yang meninggi menaungi dua buah kursi kecil dengan sebuah meja.
Meja yang dihiasi dengan sebuah vas bunga yang terbuat dari es, terpajang
setangkai mawar merah. Dua buah gelas dan sebotol minuman, tertata dua buah
piring dengan makanan siap saji. Dua buah kursi kecil itu dilapisi kain lembut
berwarna putih. Kubah itu membentuk panggung kecil dengan beberapa anak tangga,
membentuk lingkaran sempurna, dan disekelilingnya terdapat rangkaian semak
bunga yang terbuat dari es, dihiasi lampu kecil yang berkedip saling
memantulkan cahaya di permukaan es.
“Gray....”akhirnya Lucy berbicara
“ehn...kenapa Luce?kau suka....?” tanyaku dari belakang,
lalu menghampirinya dan menghadap kearahnya.
“indah.....kau mempersiapkannya dalam 30 menit?”tanyanya
menatap dengan terpesona
“i-iya...habis aku tidak terfikirkan hal lain, dan hanya
taman ini yang tidak ramai orang...” jawabku sedikit gugup
“hahaha...”tiba-tiba dia tertawa..”kau ini,,selalu
membuatku terkejut,,”
“ayo....”aku mengulurkan tangan dengan sedikit membungkuk
Dia meraih tanganku tanpa berkata dan hanya tersenyum.
Kulihat semburat merah diwajahnya membuat senyum itu semakin manis.
Kami berjalan menuju meja yang aku persiapkan dengan
terburu-buru, dan menarik sebuah kursi agar Lucy dapat duduk. Kemudian aku
duduk di kursi lainnya.
“go-gomen, makanannya aku beli instan...” kataku menunduk
malu
“iiee...ga papa Gray, ini udah lebih dari cukup
kok...”oya,, ini ...” Lucy terlihat mengeluarkan sesuatu dari kantong yang
terus dibawanya dari rumah tadi.
“apa ini?”aku bertanya ketika sebuah kotak bentuk tabung
itu diberikan padaku
“bukalah...”dia tersenyum “ lucy harap Gray suka..”
lanjutnya
Aku membukanya, dan melihat sebuah kue coklat berbentuk
sedikit tidak beraturan, tapi aku yakin bentuk yang diinginkan adalah betuk
wajahku. Aku mengangkat kue coklat itu.
“wuah...apakah wajahku sejelek ini?” kataku menggoda Lucy
“hnn...sedikit lebih bagus sih, hanya...” Lucy menunduk dan
wajahnya memerah
“hei...aku suka kok,,”kataku cepat
“souka ne?” tanyanya cepat
“iya..tentu saja, apapun yang kau berikan Luce, apapun itu
bentuk dan rasanya, aku pasti suka...” kataku sambil tersenyum..”aku tidak mau
memakannya...”kataku meletakkan kue dengan bentuk wajahku itu dengan hati-hati
di atas meja
“eeh..kenapa?trus mau diapain kalau tidak dimakan?” lucy
bertanya bingung
“mau kusimpan..”jawabku ringan
“ta-tapikan itu makanan, nanti bisa rusak....”ujarnya
memberenggut
“tidak,jika begini,,,”aku mengangkat kue itu dengan tangan
kiriku, lalu “Ice make...” seketika kue itu tenggelam di dalam bongkahan es ku,
“ini tidak akan mencair, jadi tidak akan rusak..” kataku lagi
“tapi kau jadi tidak tau rasanya...” Lucy masih menuntut
“aku tahu,rasanya pasti enak, karena dibuat sepenuh hati
oleh orang yang sangat aku cintai...”kataku sambil beranjak berdiri dan
meletakan bongkah es coklat tadi di meja...”kau kedingingan ya?” lanjutku
“eeh...i-iya, sedikit” sepertinya dia memutuskan untuk
tidak membahas kue coklat tadi
“mau berdansa denganku nona Heartfilia?” aku memasang
posisi setengah berjongkok dengan satu kaki menumpu berat tubuhku dan kuulurkan
tangan ke arah Lucy
“ehnn...tentu saja Tuan Fullbuster, tapi...kita tidak punya
musiknya ...” jawab Lucy sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling
“aah..soal itu,,”aku mengeluarkan mp3 playerku dari dalam
saku jas, memasangkan headset di telinga kanannya, dan satu lagi di telinga
kiriku, lalu menarik pelan tubuhnya hingga berdiri “ tunggu ya,..”aku mencari
track di list mp3 ku “ok...gimana?” tanyaku
Alunan musik dansa mulai terdengar di telinga kiriku, dan
pastinya di telinga kanan lucy, dia tersenyum dan mengenggengam erat tanganku.
Perlahan aku menuntunnya menuruni beberapa anak tangga hingga kaki kami
menapaki rerumputan taman.
“kau sangat cantik Luce...”bisikku pelan di telinganya,
lalu merangkul pinggangnya dengan tangan kanan dan mendekapnya di dadaku
“a-arigatou Gray,,eeh..bukankah kau tidak bisa berdansa
Gray?” Lucy mendongakkan wajahnya bertanya padaku
“aku bisa Luce, aku et...to... mempelajarinya...” ujarku
sedikit memalingkan wajah
“souka?” dia tersenyum
“i-iya My Princess” jawabku singkat
Lucy pun merangkulkan tangan kirinya ke pinggangku, dan
tangan kanannya meraih tanganku yang bebas. Musik mengalun lembut di telinga
kami, ritme halus dan nyaman. Kurasakan pipi Lucy yang menempel di dekat
leherku terasa sedikit dingin.
“kau pasti kedinginan ya di taman es ini?” tanyaku sambil
bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti alunan musik
“hnn..sedikit, tapi sekarang tidak lagi...”ucapnya dan
mempererat pelukannya. Kurasakan dada Lucy menekan di dadaku, ugh >///<
“be-begitu?” tanyaku gugup
“iya, kan sekarang sudah Gray hangatin...”Lucy berkata
sambil terus menyeratakan gerakannya denganku, kaki kami seakan sepemikiran akan
langkah-langkahnya
“oh...iya ya, kau merasa nyaman Luce?”aduh...apa-apaan
pertanyaanku ini><
“hnn..iya Gray...” dia melepas genggamannya dan
merangkulkan kedua tangannya di tubuhku
“Lu-Lucy...” dia mendongak, memperlihatkan wajahnya yang
terlalu dekat dengan wajahku.
Aku merenggangkan tubuhku, pelukkannya melonggar. Kukecup
pelan keningnya dengan memejamkan mata, meresapi ketenangan yang mengaliri
pembuluh darahku.
“aku sangat menyayangimu Nona Hearfilia...”ucapku dengan
jarak yang sangat dekat hingga hidung kami saling menyentuh
“Lucy juga menyayangimu Tuan Fullbuster...” ujarnya
tersenyum menatapku
Tanganku meraih pinggang rampingnya dalam dekapan, hidungku
menyusuri pipinya, dan kurasakan bibirku menyentuh bibir lembutnya. Kupejamkan
mata, mencoba menekankan bibirku mengecupnya. Bibir bawah, bibir atas, perlahan
aku melumat bibir Lucy. Kurasakan Lucy juga mulai mengikuti gerakanku. Bibirnya
sedikit terbuka, dan aku memanfaatkan kesempatan ini untuk memasukkan lidahku.
Lidahnya menyambut dengan gerakan lembut tapi erotis. Kamipun saling menautkan
lidah. Beberapa saat larut dalam buaian kami.
Dan malam ini kami lewati dengan berdansa mesra, saling
mendekap tanpa peduli pada waktu.......
Happy valentine My Girl....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar ya.... ^-^