Sabtu, 01 Februari 2014

First Kiss to First Love

Fairy Tail ^Hiro Mashima^
Genre : Romance
Pairing : Gralu
By : Acy_Lucy
“First Kiss to First Love”
IC/OOC(sukasuka saya dong yah..kan saya writternya)

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@^-^@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Aku Lucy Hearfilia, seorang penyihir Roh Bintang (Calestal Spirit). Saat ini aku berada di Fairy Tail, Guild penyihir paling terkenal. Aku memiliki team bersama Natsu, Erza, Wendy, serta dua Exceed Carlie dan Happy. Hari-hari yang menyenangkan adalah saat aku menjalani misi bersama nakama ku, hal itu karena ...yah... tentu saja lebih banyak waktu yang kulalui bersama Gray.
Gray Fullbuster seorang Ice Mage, memiliki kebiasaan buruk selalu kehilangan baju di tengah keramaian, termasuk saat menjalani misi. Meski demikian, ada saat ketika dia begitu cool di mataku. Gray memiliki tatapan yang tajam dengan mata onix nya. Aku mulai meyukainya sejak pertama kali datang dan bergabung bersama Guild ini.
“Hei Luce,....” sapa Mira-san di belakang meja bar, selalu cantik dengan celemek putihnya membuyarkan lamunanku
“akh..Mira-san...” jawabku gugup
“biar kutebak...., kau sedang memperhatikan seseorang disana kan?” selidik mira dan matanya mengarah ke meja dimana Gray dan Natsu sedang berdebat  seperti biasa bersama yang lainnya
“a-aku..? akh.. aku hanya sedang melamun saja..” ujarku
“kau tidak dapat berbohong dengan sorot matamu yang seperti itu Luce....” ucap Mira-san yang aku yakin seketika membuat wajahku merona merah
“dan apakah yang sedang kalian bicarakan?” sapa Levy dari belakang menyusul duduk disampingku, anggota team Shadow Gear ini juga salah satu sahabat terbaikku di Guild
“ano...Levy chan, ogenki ka?” tanyaku asal, tak ingin topik ini berlanjut, dan hal itu tentu saja membuat wajah Levy bengong
“kau sedang mengalihkan pembicaraan kita Lucy” ujar Mira semakin menggodaku
“Ya.. sepertinya kau tidak bermaksud menanyakan kabarku Lucy” timpal Levy, sepertinya mereka memang bersekongkol, batinku.
“aku...tidak bermaksud mengalihkan pembicaraan Mira-san, dan aku memang ingin bertanya tentang kabarmu Lecy –chan...”kata ku cepat
Mereka berdua tersenyum menatapku
“apakah kau akan terus menyimpan perasaanmu sendiri selamanya Luce?”tanya Levy
Aku tertunduk, sebenarnya aku juga ingin ada yang tahu tentang perasaanku ini, tapi aku takut jika perasaanku ini sampai diketahui oleh Gray, terlebih oleh Juvia. Aku tidak ingin menjadi pengganggu hubungan mereka.
“Luce, kau dapat bercerita pada kami, percayalah...”ujar Mira seakan tahu apa yang sedang aku fikirkan
Dan aku perlahan mengangkat kepalaku, memandang kedua nakama ku ini secara bergantian, kurasakan setitik air membendung kelopak mataku, namun tertahan tak berani kutumpahkan.
“Lucy....”ujar Levy yang berjarak paling dekat denganku, dan langsung memnggenggam jemari kananku
“aku takut....tapi aku menyukainya...aku sudah mencoba sebisaku untuk tidak terbawa perasaanku ini, aku..a-aku..”aku mulai terisak,,,namun seiring kata-kata yang mengalir itu, ada perasaan yang tertahan yang turut larut bersamanya
“ya Luce..”ujar Mira dengan nada bijak..
“aku ingin dia tahu tentang perasaanku, sekaligus takut jika dia mengetahuinya, aku ingin dia terus berada disampingku sekaligus takut bersamanya, aku ingin dia menyukaiku, sekaligus takut dia membenciku..., Mira-san....Levy-chan, aku bingung apa yang harus kulakukan..”kataku akhirnya....sedikt ada perasaan lega menatap mereka berdua
“tak ada salahnya memiliki rasa suka Luce, dan semua orang berhak untuk itu, kau tidak perlu takut...”ucap Mira-san menatapku dan kini tubuhnya bertumpu dilengan yang diletakkannya diatas meja
“benar Lucy, tak ada gunakan kau lari dari perasaan itu, karena semakin kau mencoba lari, semakin rasa sukamu itu tidak terkendalikan....” ujar Levy dengan senyum yang membuatku tenang, memiliki sahabat memang menyenangkan, batinku. Dan mira turut tersenyum membenarkan perkataan Levy
“sudah berapa lama kau suka pada Gray?” lanjut Levy
“dari mana kalian tahu?” aku malah bertanya, karena penasaran.
“tentu saja, hampir semua anggota disini tahu..” kata Mira
Sontak aku terkejut.
“Apa??!!” kataku
“akh..bercanda, kemungkinan hanya kami berdua yang tahu, karena kami selalu memperhatikanmu disini menatap lurus ke arah Gray. Ah... Gray memang bisa membuat para gadis terpikat..”ujar Mira sambil menatap Gray yang masih asyik d mejanya, kali ini sudah tanpa baju
“jadi sudah berapa lama kau menyukainya?” tuntuk Levy
“sejak pertama kali aku datang di guild ini..” jawabku datar, dan kurasakan panas di wajah dan telingaku karena malu
“Lucy, kenapa kau tidak katakan saja kalau kau suka padanya...” Levy bersemangat
“akh...itu...” aku ragu sekaligus kaget dengan kata-katanya, mira menanti jawabanku
“ayolah.... sudah lebih dari 2 tahun kau menyukainya, dan kau hanya menghabiskan waktumu dengan menatapnya diam-diam dari sini?”tambah Levy
“tapi, bagaimana jika dia tidak menyukaiku?” tanyaku berdalih
“apakah itu penting?, bukankah setidaknya jika hal itu terjadi kau jadi tahu bagaimana perasaannya...” Levy terus  menuntutku
“benar juga, tapi bagaimana dengan Juvia?” kataku selanjutnya baru teringat akan Juvia yang selama ini mengejar Gray secara terang-terangan
“itu juga hanya perasaan sepihak, dan lagi, apakah kau tidak merasa iri dengan Juvia yang berjuang untuk perasaannya?” lanjut Levy
“bagaimana jika Juvia membenciku saat tahu aku menyukai Gray,, bagaimana jika ternyata setelah tahu perasaanku Gray malah menjauhiku, bagaima..”
“kau hanya  terlalu banyak pertimbangan Luce..”potong mira sambil meraih tanganku dari seberang meja bar
“yang perlu kau lakukan hanyalah memberitahunya tentang perasaanmu, selebihnya tidak perlu kau pikirkan,  semua yang kau khawatirkan adalah hal terburuk, bagaimana jika yang terjadi malah sebaliknya?” lanjut mira
Akh...benar, batinku seketika. Selama ini aku hanya berfikir hal terburuk yang akan terjadi jika aku menyatakan perasaanku pada Gray. Tentang dia yang akan menjauhiku, tentang Juvia yang akan membenciku, tentang nakama-nakamaku yang menyalahkanku karena menjadi pengganggu hubungan meraka dan tentang hal lainnya.... tidak pernah aku berfikir hal sebaliknya.
“begitukah?” kataku akhirnya, setelah cukup lama berdebat  dengan fikiranku sendiri
“ya.. tentu saja begitu Luchan...” ujar Levy dengan sapaan khasnya untukku
“baiklah, aku akan melakukannya!” kataku mantap

Sore hari yang melelahkan setelah misi kecil yang aku jalani bersama Natsu dan Happy, karena hanya misi sederhana jadi hanya kami yang pergi. Aku berjalan santai di samping Natsu yang sedang menenteng sate ikan yang diperolehnya dari pelanggan kami hari ini. Dan di belakang punggungnya Happy bertengger setengah terbang sambil menikmati sekantong sate ikan yang ditenteng Natsu.
“Happy, pergilah ke Guild duluan, apakah kau berniat menghabiskan ikan-ikan itu sendiri tanpa Charlie dan Lili?” ujar Natsu
“ Aye.... “ jawab Happy singkat khas dengan gayanya, raut wajahnya tidak iklas
“apakah begitu perlakuanmu pada nakamamu ?” lanjut Natsu
“tentu saja tidak,” jawab Happy cepat, dan segera  berlalu meninggalkanku dan Natsu di belakangnya. Ikan yang ditentengkan tampak berat untuk ukuran tubuh kecil Happy
“jaa... Happy..” kataku sambil melambaikan tangan
Happy menoleh sesaat dan tersenyum membalas lambaian tanganku
“hufff....”desah Natsu setelah Happy jauh dari pandangan, sepertinya Happy terbang dengan cepat
“kenapa kau mengeluh pemakan api?” tanyaku sambil menoleh ke arah Natsu yang berjalan di sebelah kananku
“aku hanya sedikit lelah...” jawabnya datar
“bukankah misi hari ini tidak menguras banyak tenaga, aku pun hanya memanggil Virgo” kataku
“ya...tetap saja aku lelah..”
“apakah kau mau makan sesuatu?” tanyaku mencoba mengembalikan semangatnya
“tidak...aku tidak ingin makan apapun saat ini...”
“lalu apa yang membuatmu tidak bersemangat sekali, aneh baka...!” ujarku sambil hendak memukul bahunya, namun tanpa menoleh dia menangkap tanganku, aku terkejut.
“bagaimana kalau kau temani aku ke suatu tempat?” ajaknya
“kemana?”tanyaku reflek
“ayolah...haruskah kau bertanya?” ujarnya langsung menuntun tanganku mengikuti langkahnya
“ya...aku hanya ingin tahu..”
Natsu  tak bergeming,..
“setidaknya aku tahu ke mana tujuanku kan...”tuntutku
Natsu tetap diam. Aneh. Dia terus berjalan ke arah yang berlawanan dengan arah guild.
“Natsu...” panggilku
“En..”
“kau aneh ..” kataku singkat
“diamlah”
“tapi ada apa?” tanyaku ingin tahu
“ikut saja”
“bukankan aku memang mngikutimu...”
Dan ternyata dia mengajakku ke taman, tepatnya bagian belakang taman yang terdapat banyak pohon rindang dan beberapa bangku taman.
Taman mulai terlihat sepi, karena sudah jam 5 sore, tentu saja orang-orang sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. Matahari sore sudah mulai menjadikan bayangan terlihat memanjang di titik kakiku, lampu-lampu jalan sudah mulai menyala. Natsu menuntunku duduk di salah satu kursi taman yang terletak tepat di bawah pohon, dan dia memposisikan dirinya duduk di sebelah kiriku.
“hei..bukankah sudah terlalu sore untuk bersantai di sini Natsu?’” kata ku enteng
“aku juga berfikir begitu, tapi aku tidak tahu waktu yang lebih baik dari sekarang, karena jika kutunda lagi, aku tidak akan memiliki keberanian menarik tanganmu ke tempat ini” ujar Natsu panjang
“keberanian? Keberanian untuk apa? Bukankah kau tinggal bilang kalau kau ingin ke taman Natsu”
“kau ini baka yang Lutfy?” kata Natsu, salah lagi mengucapkan namaku
“Lucy!”kataku membenarkan “dan aku tidak baka...!” celetukku
“Gomenne Luce...” ah.. jarang sekali dia memanggilku demikian, semakin aneh saja
“baiklah..kumaafkan, tapi katakan, kenapa kau bersikap aneh?” selidikku
“aku tidak dapat melakukannya jika berada bersama nakama yang lainnya, dan aku juga tidak dapat menahannya jika tidak melakukannya, aku....a..”
“Ya..?” kataku karena ucapan Natsu terputus
“aku..../AKHHH... Lucy, berjanjilah kau tidak akan menganggapku aneh setelah hari ini, dan kau tidak akan membenciku...” dia mengerang sambil mencengram rambut Pink nya dengan kedua tangan
“hoei..hoei... katakan saja,,, apa kau membaca Diary ku lagi?” selidikku ..”baiklah..aku tidak akan marah apapun itu, jadi katakanlah...,aku janji Natsu...” kataku karena Natsu tampak tersiksa
“benarkah?” wajahnya berubah serius, sepertinya benar dia membaca Diaryku, fikirku.
“aku menyukaimu Lucy Heartfilia....” katanya mengakhiri wajah frustasinya
Aku tercengang mendengar ucpannya....
“Lucy,,,aku menyukaimu...”ulang Natsu karena aku hanya melongo terdiam
“Lucy...”lanjutnya membuyarkan kebingunganku, sepertinya baru mendengar Lili memakai penutup mata dengan motif bunga....
“ya....apa maksudmu...?’ tanyaku asal
“kau memang baka lutfy...” ujar Natsu kembali ke normal mode
“hoei....” teriakku...”aku tidak baka...” lanjutku
“kalau begitu kau pasti mengerti apa yang aku katakan barusan, “ujar Natsu dan mengalihkan pandangannya dari mataku “aku menyukaimu Lucy, haruskah aku katakan ratusan kali agar kau mengerti,?
“maksud ku,,, ini sangat tiba-tiba..dan apakah kau tidak mengerjaiku?”
“kali ini kau menyebalkan Lutty,” Natsu berdiri
“akh....aku tidak bermaksud begitu...”kataku merasa bersalah, karena dari raut wajahnya yang aneh sejak tadi, aku yakin dia tidak sedang bercanda. Hanya saja aku tidak dapat mencerna kata-katanya, walau aku tahu jelas apa maksud semua itu.
“aku mulai menyukaimu sejak beberapa bulan lalu, dan aku tahu kau menyukai Gray, hanya saja aku ingin kau tahu bahwa aku serius menyukaimu. Tapi selebihnya, aku tidak menuntutmu menerima perasaanku. Lutty (masih saja dia salah menyebut namaku) ..aku tidak mau setelah ini kau menjauhiku, ingat kau sudah janji tadi,...” kata Natsu yang berkata sambil membelakangiku
“aku...”dia berbalik memandangku menunggu kata-kata keluar dari mulutku
“aku memang menyukai Gray, (aku tertunduk, tidak menyangka Natsu juga mengetahui hal ini), tapi aku senang kau jujur padaku, kalau saja aku dapat melakukan hal yang sama.......”lanjutku bingung ingin mengatakan apa
“hoei...kau tidak cocok dengan wajah bingung itu, bukankah kau selalu melakukan hal yang kau inginkan, ingat, kau adalah Lucy Heartfilia, kau penuh tekad dan semangat, meski kau lemah...”ujar Natsu meremehkanku...sikapnya ini membuatku lebih tenang menghadapinya, Natsu memang luar biasa, dalam keadaan seperti ini dia dapat membuat suasana menjadi santai, walau tadi dia jadi super aneh.
“hei..hei...aku tidak selemah yang kau katakan Natsu!!” sergahku
“baiklah..kau kuat,,, jadi bagaimana?”
“bagaimana apanya?”aku masih bertanya meski aku tahu maksud dari pertanyaan itu
“bagaimana jawabanmu Luppy...?”ujar Natsu dengan enteng
“en....” aku mencoba mencari kata-kata yang pas..” maukah kau memberiku waktu? Maksudku aku perlu untuk memikirkan semua ini, dan lagi aku juga harus menyelesaikan perasaanku pada Gray, kau tahu,,, dan aku harap kau berjanji untuk menerima apapun keputusanku nantinya, apapun itu kita akan tetap nakama dan team terkuat Fairy Tail kan...”jawabku mengakhiri semuanya, mencari kata-kata yang cocok untuk suasana seperti ini memang sulit, tapi tidak sangat sulit jika orang yang dihadapanku ini adalah Natsu.
Dua hari setelah kejadian di taman. Tentu saja aku sudah menceritakan hal ini pada Mirajane dan Levy. Dan mereka tidak tampak terkejut. Aku tebak mereka juga sudah tahu akan hal itu. Sepertinya perkataan Natsu memang benar kalau aku ini baka, atau lebih tepatnya aku ini sangat tidak peka, karena terlalu sibuk dengan perasaanku sendiri, hingga tidak menyadari sekelilingku.
Aku mengatakan pada Mira dan Levy  yang selama beberapa hari terakhir ini menjadi tempat curhatku, bahwa hari ini aku akan mengatakan perasaanku pada Gray. Apapun yang terjadi aku tidak mau menunda lagi, aku tidak mau terikat dengan perasaan sepihak ini untuk waktu yang lebih lama lagi. Dan mereka berdua juga setuju.
Natsu dan Happy pergi memancing bersama Erza. Awalnya mereka mengajakku, namun aku menolak dengan alasan aku harus menyelesaikan ceritaku. Sedangkan Gray sejak 3 hari yang lalu pergi menjalankan misi bersama Elfman, dan tadi malam Mirajane menelfonku bahwa mereka telah kembali. Jadi aku yakin hari ini akan bertemu dengan Gray. Tidak! Hari ini aku harus bertemu dengan Gray dan mengatakan semuanya.
Aku berjalan menyusuri pinggiran pembatas sungai kecil disebelah kiriku, dan aku memanggil Plue, roh bintang yang tubuhnya selalu bergetar ini selalu menjadi teman yang cocok  saat aku membutuhkan pendengar yang baik, karena dia akan selalu menjawab ‘Plue..’ untuk semua perkataanku
Sepanjang perjalanan menuju guild, tampak keramaian yang setiap hari memenuhi kota Magnolia. Akupun berjalan dengan santai, ada sedikit perasaan cemas, namun aku tetap membulatkan tekadku. Aku ini kuat! Fikirku mencoba lebih meyakinkan diri sendiri. Aku tidak boleh kalah dari Natsu dan Juvia.
Dan akupun memasuki gerbang besar Fairy Tail. Berjalan masuk dengan agak tegang.
“Ohayou Lucy-sama...”sapa Leo
“Ohay...” aku berhenti sejenak “hei..hei..hanya karena kau dapat keluar dari dunia roh tanpa bantuanku bukan berarti kau dapat sesukanya membuang waktumu Leo!” kata ku tegas menatap Leo yang seperti biasa dikelilingi oleh pada gadis-gadis yang tergila-gila padanya.
“oh...My Lady....apakah kau cemburu pada keberadaan meraka...”ujarnya melepaskan gadis di kiri dan kanannya lalu menghmpiri untuk meraih tanganku hendak menciumnya
“akh,”kataku menepis tangannya secepat mungkin “ lakukan saja sesukamu Loke...”kataku berlalu pergi, tidak ada gunanya juga berdebat dengan Roh Bintang yang Playboy itu
“Ohayou Lucy...” sapa Cana yang sepagi ini sudah menenteng gentong alkoholnya
“Ohayou mou Cana-chan...”jawabku sepintas
“Ohayou Luce,, kau tampak keren hari ini...”sapa Elfman, dan mataku menjelajah sekelilingnya mencari sosok dengan mata onix
“ohayou Elf-san...”ujarku sambil tersenyum
“ ohayou Lucy......” sapa yang lainnya.
Memang guild yang selalu ramai dan akrab seperti biasa. Akupun sampai di ujung ruangan di mana terdapat Mirajane dan meja barnya yang terlihat rapi. Sesampainya aku langsung duduk dan berbalik menjelajahkan pandanganku ke setiap sudut ruangan, dan aku sampai pada kesimpulan bahwa Gray tidak ada di dalam ruangan ini. Dan terlihat team Shadow Gear sedang menatap papan Job Mission, sepertinya bingung memilih misi yang harus dikerjakan.
Akupun berbalik menatap sesosok wanita anggun dengan celemek putihnya ini. Mirajane tampak sibuk membersihkan gelas yang terlihat sudah sangat bersih itu.
“ohayou Mira-san.....” sapaku yang membuyarkan kesibukannya, diapun menatapmu
“ohayou mou Luce....Ogenki desuka?”
“ogenki desu..., kau terlihat bersemangat Mira-san” ujarku mencoba memulai percakapan
“tentu saja, kau juga harus Luce...”jawabnya sambil tersenyum...
“apakah Master hari ini tidak kemari?”tanyaku asal
“Master sedang ada rapat dengan anggora Dewan, jadi sampai 3 hari kedepan beliau tidak berada di guild...”
“sou...”ucapku pendek
“dan Elfman bilang hari ini Gray ingin beristriahat di rumahnya, karena sejak kemarin dia mengalami gangguan lambung...”lanjut Mira yang mencoba menebak apa yang aku fikirkan
“begitukah...” aku sedikit terkaget mendengar Gray sedang sakit...
“dan kenapa kau tidak pergi menjenguknya Luce...”sapa Lecy yang entah sejak kapan sudah berada di sebelah kananku
“akh...Levy-chan” masih kaget dengan keberadaannnya “apakah tidak apa-apa?” lanjutku
“tentu saja...lagi pula apa yang kau khawatikakan?, kalian anggota guild Fairy tail, nakama, dan satu team pula, Natsu dan Erza sedang tidak ada, bukankah sesuatu yang baik kalau kau pergi menjenguknya, dan lagi ini dapat menjadi alasan kau bertemu dan mengatakan hal itu ...”Levy bersemangat menyampaikan spekulasinya
“jadi bagaimana Luce,,,?”tanya Mirajane menatapku, dan aku menangkap perkataanya lebih tepat menyetujui saran Levy ketimbang bertanya pendapatku
“baiklah...”kataku akhirnya, lagi pula aku sudah bertekad akan menemuinya hari ini “aku akan pergi menjenguknya Mira-san...Levy-chan...”

Matahari mulai menanjak naik, dan panasnya terasa menyentuh kulitku. Aku membayangkan hal yang selalu terjadi ketika Gray merasa kepanasan, dan aku pun jadi tersenyum sendiri.
Diperjalanan aku mampir ke toko bunga. Karena bingung membeli bunga apa, aku memilih membeli pot kecil berisi tanaman kaktus hias. Tanaman yang sangat tahan panas, tentu saja berkebalikan dengan Gray. Dan juga aku membeli beberapa jenis buah.
Sesampai di depan rumah Gray aku berhenti sejenak. Rumah yang tampak sangat sepi ini memiliki taman yang kecil, terlihat pemiliknya sangat sibuk sehingga tanaman yang ada tergeletak berantakan. Tentunya kalau aku beri kaktus ini, tidak perlu perawatan khusus juga akan tumbuh dengan baik. Rumah yang tidak terlalu besar ini dibeli Gray dengan uangnya sendiri yang telah berada di guild sejak kecil. Kedua orang tuanya sudah tiada, jadi dia tinggal seorang diri. Yang ku tahu terkadang Natsu menginap bersamanya. Aku tak begitu mempercayai cerita ini jika melihat mereka yang tidak pernah akur.
Akupun berjalan maju,menaiki 3 anak tangga menuju pintunya, dan memberanikan diri memencet bel rumahnya.
‘ting...ting...ting....’ bunyi belnya yang khas berdentang dari dalam
Aku menunggu dan belum ada jawaban, aku kembali memencet bel.
‘ting...ting...ting...’
‘cklek....’suara anak kunci berputar pada kenopnya...dan pintu terbuka, tampak Gray yang tanpa baju dengan wajah lemah keluar dari balik pintu
“ogh..!”dia kaget “Lucy? Ap-apa yang kau lakukan di sini?”tanyanya gelagapan berusaha menutupi tubuhnya dengan tangan. Padahal dikeramaian dia juga tidak malu bertelanjang dada seperti itu.
“aku dengar kau sakit, jadi aku datang menjengukmu Gray,,.”ho..ayolah Lucy, jangan gugup, batinku
“ah..ya..hanya gangguan lambung, tidak serius, tapi karena kau sudah datang..., masuklah...”gray membuka pintunya lebih lebar agar aku bisa masuk, akupun berjalan melewatinya, tercium aroma tubuhnya, jantungku seketika berdegup kencang.
“rumahku sedikit berantakan, ya....harap maklum, karena kau tidak memberi tahu akan kemari, jadi aku tidak ada persiapan, oya duduk lah di mana kau merasa nyaman, owh..itu celana si Natsu baka...”ujarnya sibuk dengan beberapa pakaian yang berserakan, namun tak juga mengambil salah satu pakaiannya untuk dikenakan.
Aku meletakkan pot kaktus di pinggir jendela yang menghadap langsung ke arah taman, tempat yang cocok untuk sinar matahari memasuki ruangan. Dan aku duduk di single sofa, meletakkan kantong buah di meja sebelah ku.
“apakah kau sudah lebih baikkan?” tanyaku
“yeah..seperti yang kau lihat, tidak terlalu serius,,,”jawabnya mencoba mencari tempat duduk dan akhirnya memutuskan duduk di ujung tempat tidur “kemana yang lain?”tanyanya
“Erza dan Natsu pergi memancing, karena Happy ingin ikan segar sejak 2 hari yang lalu, dan tidak bisa diam memintanya pada Natsu, bahkan ketika tidur...” ceritaku pendek yang membuat aku dan dia tertawa sejenak
“dasar Happy, kasihan sekali dia memiliki nakama yang baka seperti Natsu, dan hanya akan membakarkan ikan-ikan itu untuknya..”celoteh Gray, tampak rindu berantem dengan Natsu
“yah..aku fikir ikan seperti itulah yang disukai Happy..”ujarku pendek sambil tersenyum
“kau sendiri kenapa tidak ikud bersama mereka?”
“aku ada sedikit urusan hari ini...”jawabku, jantungku kembali bergoncang
“urusan? Dan kenapa kau kemari jika ada hal lain yang akan kau lakukan?”tanya
“karena urusanku berada disini...”aku memberanikan diri, menunggu jawabannya akan pernyataanku barusan
“dan apakah itu...?”selidiknya
“ergh...ano....”aku bingung memulainya dari mana
Gray menunggu, apakah baik jika aku langsung kepokok utama tanpa basa basi dulu.
“Gray....aku ingin mengatakan suatu hal, tapi aku bingung memulainya dari mana?”kataku
“ya....mulai saja seperti yang ingin kau sampaikan..”jawabnya enteng diiringi dengan senyum khasnya
“tidak semudah itu ...”         
“buatlah menjadi mudah...bukankah kau selalu berkata begitu?” ujarnya,akh...kenapa dia harus membalikkan kata-kataku disaat seperti ini
Aku menarik nafas....
“aku menyukaimu, kau tahu maksud ku aku menyukaimu bukan sekedar nakama, tidak seperti aku menyukai nakama kita yang lain, tidak seperti aku menyukai Natsu atau Laksus, tidak juga seperti Elfman atau Freed dan yang lainnya, aku menyukaimu sejak awal aku datang di guild, dan aku ingin selalu bersamamu, baik saat misi, atau di waktu lainnya,,,”aku mengeluarkan nafasku mencoba mengembalikan kesadaranku
Gray terdiam, keadaan yang sama dengan dua hari yang lalu seperti di taman, namun saat itu akulah yang terdiam karena ucapan Natsu.
“aku ...” lanjutku “aku hanya ingin memberitakukanmu perasaanku, dan aku tidak ingin setelah ini kau menjauhiku atau membenciku, aku ingin setelah ini kau tetap menjadi Gray yang biasa, ...”
“sejak kapan?”akhirnya kalimat yang sangat singkat itu yang berhasil dikeluarkannya
“sejak awal...”jawabku pendek...
“dan.....” ucapnya terputus
“aku hanya ingin tahu, bagaimana perasaanmu setelah aku mengatakan hal ini, aku tidak apa-apa dengan jawaban akhirmu, sebelum ini juga ada yang mengatakan suka padaku, hanya saja aku tidak menerimanya. Gray, sulit bagiku menjalani hubungan dengan hatiku masih memikirkan hal lain, setidaknya jika aku tahu balasan dari perasaanku ini, aku akan bisa menentukan apa yang harus aku lakukan selanjutnya, apakah aku harus menerima orang itu, atau mulai menyukai orang lain....”aku berkata panjang, dan tanpa terasa sesuatu yang hangat mengalir di permukaan wajahku, bersumber dari mataku yang tanpa kendali mengeluarkan air mata. Owh tidak, jangan menangis Lucy,,,,batinku memohon, tapi tubuhku tidak menurut dengan apa yang aku fikirkan
“aku.....”Gray kelihatan bingung memilih kata-kata
“akh,,jangan kau fikirkan, aku bisa mngerti jika kau terkejut..”kataku mencoba kuat, beranjak dari sofa dan menuju pintu, jika saat ini aku tidak pergi, maka hal memalukan akan terjadi lebih besar di rumah ini, aku tidak mau menunjukkan wajah yang lebih memalukan dari ini. Aku meraih gagang pintu dengan tangan kananku dan hendak membukanya..namun tiba-tiba tangan kiri Gray menahannya. Gray menarikku mundur membelakangi pintu,
“aku tidak tahu harus berkata bagaimana, tapi mungkin hal ini bisa menjadi jawaban...”seketika Gray menarik daguku dengan tangan kanannya dan entah sejak kapan bibirnya menempel di bibirku, melumat perlahan bibirku. Manis. Dan aku seperti melayang, tak dapat berfikir dengan keterkejutan ini, tak dapat mencerna apa yang terjadi, terkejut, bahagia, bingung menjadi campuran yang pas untuk aku kehilangan kesadaran. Yang kurasakan hanya gerakan lembut bibirnya dan jemarinya tangan nya yang mulai membelai lembut bagian belakang kepalaku.
Ini pertama kalinya aku ciuman, dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Hanya diam. Gray melepaskan wajahnya, hidungnya aku yakin hanya berjarak 1 jari dari hidungku, mata onixnya menatapmu, gelap, tajam dan serius, lalu tersenyum lembut.
“aku juga menyukaimu Lucy....”ujarnya perlahan, membuat setetes kebahagian mengalir di ujung mataku
Gray kembali menciumku, kali ini aku lebih sadar jika ini adalah kebahagiaan, bibirnya hangat, rasa manis mengaliri tubuhku, tanpa sadar aku membuka perlahan bibirku, dan kurasakan Gray mengulum bibir bawah, kemudian bibir atas, teratur bergantian, refleks tubuhku terdorong merapat ke pintu, dan gray menuntun tangan kananku yang dari tadi digenggamnya untuk memeluk pinggangnya yang tanpa baju, sembari aku terus menikmati permainan bibirnya,...sontak aku terkaget ketika sesuatu yang hangat memasuki mulutku, aku refleks mendorong tubuhnya menjauh dari ku...
aku menyeka air yang mengalir di ujung bibirku
“haha, kau pasti baru pertama kali berciuman ya Luce..”ledek Gray juga meyeka mulutnya
“apakah ini hal yang wajar untuk kau tertawakan...”cetusku
“tidak...aku hanya senang menikmati wajahmu yang bersemu ini...”ujarnya kembali mendekatiku, aku memejam cemas, dan kurasa dia mencium keningku perlahan, lembut dan hangat....ketenangan mengalir di seluruh tubuhku
Gray menarik ke dalam pelukannya, tidak erat, namun kokoh dalam pelukkannya.
“aku menyanyangimu Lucy, selalu....” kalimat terakhirnya menyakinkanku bahwa kisahku hari ini berakhir bahagia...akupun membalas pelukannya.....



­­­ihapanku ini adalah Natsu.
ta-kata yang cocok untuk suasanya seperti ini memang sulit, tapi tidak sangat sulit jika orang yang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar ya.... ^-^