Jumat, 14 Februari 2014

My Valentine Girl

Fairy Tail ^Hiro Mashima^
Genre : Romance
Pairing : GraLu
By : Acy_Lucy
“My Valentine Girl”
IC/OOC tergantung bagaimana anda membacanya^^

Februari adalah bulan yang membuat para wanita kelimpungan. Heran juga deh, pada sibuk gitu, sampe ada yang ngadaiin kursus di Guild. Yah tidak lain dan tidak bukan karena ada yang namanya valentine di februari.

Sementara aku bingung harus bagaimana menyikapi hari spesial itu. Aku yakin Lucy pacarku pasti sudah kerepotan memikirkan berbagai hal dan cara untuk melewatinya bersamaku. Sigh...! aku mengeluh bukan karena aku tidak menyukai hal-hal seperti itu, justru sebaliknya aku sangat suka dan menantikan hari kasih sayang di mana aku ingin melewatinya bersama Lucy Heartfilia yang sudah 4 bulan ini menjadi kekasihku.

Ya....aku mengeluh karena bingung apa yang harus aku lakukan sebagai laki-laki di mana sementara para wanita sibuk menyiapkan kue coklat, hadiah dan sebagainya untuk para pria.

Akh,,Natsu!! Aku teringat pasti dia sudah tau apa yang akan dilakukannya sebagai pria, karena dia sudah menjalin hubungan dengan Erza sejak setahun yang lalu. Sigh...! Tidak mungkin si Baka Kepala Api itu memikirkan hal yang terlalu mendalam, dan yang kutahu dia tidak romantis sama sekali.

Huah....! Aku benar-benar frustasi, ergh...Lucy pasti memberiku sesuatu yang spesial. Lalu apa yang harus aku berikan padanya????

Ayoo...Gray...berfikirlah apa yang paling diinginkan seorang wanita dari pria yang dicintainya?
...................................................................................................

.....14 Februari.....

‘tringg..tringg...’ nada pendek dari ponselku tanda SMS masuk.
Kulirik jam di samping tempat tidur. Ehn.. 6:37 pagi, dan aku memaksakan mataku yang masih sangat ingin tertutup untuk membaca huruf-huruf dilayar ponsel

-Gray...sibuk apa hari ini? Kita kencan ya?
Lucy-

Kencan? Fikirku... tidak biasanya Lucy mengajakku kencan, dan ini masih terlalu pagi. Selintas mataku menangkap angka pada kalender yang tergantung manis di dinding dan ...

“Arrggggh......14 Februari?!!! APA?MENGAPA SECEPAT INI SUDAH TANGGAL 14??” seketika aku panik dan histeris sendiri.

Pantas saja, dasar Gray Fullbuster Baka!! Kujitak kepala ku sendiri. Mengapa sampai Lucy yang mengajak ku kencan duluan. Argh!! Ini pertanda tidak baik. Tidak bisa, tidak boleh seperti ini.

............................................................................................................

....malam hari 14 februari.....

Aku berjalan linglung menuju rumah Lucy, akh...entah apa yang aku fikirkan. Aku menghabiskan 3 jam untuk memilih baju yang aku kenakan malam ini. Setelan kemeja biru laut, dengan dasi senada dipadukan dengan Jas putih yang dipaksa oleh Natsu untuk aku kenakan. Dan Erza memilihkan celana Putih dengan sepatu pantofel hitam. Kenapa mereka tiba-tiba menyerbu rumahku seperti tadi.

Dengan tergesah-gesah Erza berlari menghampiriku ketika keluar rumah, menyelipkan sapu tangan biru yang dilipat sedemikian rupa untuk diselipkan disaku bajuku. Dan kini, entah kenapa aku merasa terlalu berlebihan. Maksudku penampilan ku yang seperti ini aku masih belum tau apa yang akan aku lakukan dan ke mana tempat yang bagus untuk berkencan.

Tak terasa langkah kakiku sudah sampai di depan rumah Lucy. Jantungku seketika berdetak kencang dan keringat dingin mengalir di dahiku. Dengan gugup kupencet bel rumah Lucy.//

‘tiing......ting......ting......’

Suara bel yang unik itu mengaung dari dalam rumah Lucy.
Tak berapa lama kudengar langkah kaki mendekati daun pintu, dan kuperhatikan panel pintu bergerak memutar dan pintu terbuka. Menampakkan....

Aaahh....batinku memerintah untuk berteriak....
Sesosok wanita mengenakan gaun dari bahan linen berwana merah terang. Sangat kontras dengan kulit putihnya, membuat pemakainya seakan bercahaya. Gaun itu bergantung ditubuhnya dengan seutas tali kecil yang mengikat kedua bahunya, menampakkan betapa mulus kulit wanita ini. Dilehernya tergantung sebuah kalung berbentuk huruf G dan L yang terangkai menjadi lambang hati, kalung yang kuberikan saat aku menciumnya pertama kali. Rantai kalung itu tipis namun berkilau, seakan kilau itu berasal dari kulit pemakainya. Mataku beralih kearah wajah cantiknya. Tersenyum lembut, senyum yang sangat indah diwajah yang hanya dibalut make up tipis. Ah..tanpa make up pun ku yakin wajah itu sudah sangat indah. Rambutnya tergerai lembut, dan kali ini sedikit mengikal dibagian ujung. Sedikit bagian atasnya diikat dengan jepitan manis berkilau, kurasa itu bagian poninya yang sengaja di angkat agar tidak menutupi wajahnya. Sungguh indah ..fikirku, dan tubuh indah itu di sempurnakan dengan sepatu berwarna merah berkilau dengan heels yang tidak terlalu tinggi.

“hei....” suara lembut dari sosok wanita terindah dihadapanku ini menyadarkan keterpanaanku.

“eh..Konbanwa Luce....” sahutku sedikit tergesah dari yang kuinginkan

“konbanwa mou Gray....” balas Lucy lalu terkekeh

“eeh..ke-kenapa kau tertawa?” tanyaku bingung

“aku sudah memanggilmu tiga kali Gray...” ujarnya

“a-apa? A-ano..gomen, aku terpesona, ka-kau cantik...” ucapku akhirnya, dengan bingung menggaruk kepalaku

“Arigatou...,dan kau juga sangat tampan malam ini...” matanya merintis tubuhku dari atas hingga ke bawah, lalu tersenyum lembut

“engh..sou?,,a-aku fikir ini sedikit memalukan...”ujarku lalu menunduk tidak berani menatap mata Lucy

“kau berfikir begitu? Lalu aku ?...haha..sudahlah, aku sudah siap, kita mau ke mana?” tanyanya lembut dan kuperhatikan dia menenteng kantong kertas kecil ditangan kanannya.

“ke-kemana? I-itu...iya ayo kita jalan sekarang...” hua....otakku kacau, ke mana aku harus pergi???teriak suara hatiku.

“ayo....” kaki indah itu melangkah ringan. Dan aku mengiringi langkahnya berjalan beriringan.

“Luce....” panggilku gugup tanpa melihat kearahnya

“iya....”jawabnya seraya menoleh ke arahku

“a-ano...gomenne, sebenarnya aku belum tahu mau kemana.....”ujarku jujur

“ehn...iya aku tau...” jawabnya pendek

“a-apa?” kataku kaget

“iya...aku tahu kau belum menentukan ke mana kita akan pergi kan?” Lucy terkekeh...”Gray...aku memahamimu, makanya aku tahu.....” dia tersenyum lembut.

Tidakkkkkk!!!!! Ini membuatku semakin Frustasi, akan lebih baik kalau dia marah dan memukul kepalaku, atau membuka salah satu kunci Roh Bintangnya dan menyiksaku untuk satu malam ini.

“et-etto....tapi, Luce!! Kau bisa menungguku disini 30 menit saja, aku akan melakukan sesuatu, pokoknya aku tidak mau malam ini hanya kita lewati seperti biasa, tidak untuk sekarang...a-aku akan malu sebagai lelaki jika hal iitu terjadi....ku mohon kau mau memberiku waktu 30 menit saja...” pintaku terdengar benar-benar menderita

“hei...hei...tenanglah Gray, beginilah kau adanya, aku senang dapat bersama denganmu malam ini, itu sudah cukup..., ehn.. 30 menit? Baiklah....aku akan menunggu mu, tapi jangan terlalu memaksakan diri ya...” ucapnya sambil tersenyum

“baiklah Lucy, aku akan segera kembali, kau tunggu ya...aku janji...”kataku terburu-buru lalu berlari pergi dengan berat meninggalkan Lucy
........................................................................................................

...30 menit kemudian...

Dengan tergesah aku berlari dan tetap menjaga agar jasku yang kukenakan tetap rapi. Dikejauhan aku melihat Lucy duduk menunggu sambil menggoyangkan kedua kakinya.
Aku menghampirinya

“go-gomen Luce membuatmu menunggu...”ucapku sedikit terengah-engah

“daijoubu Gray....belum 30  menit kok...” katanya mendongak melihatku

“ehn...kita pergi?” ajakku seraya mengulurkan tangan

Kulihat senyum menyungging dibibirnya, senyum terindah dari orang yang kucintai.

“ayo....”ujarnya meraih tangan kananku dan berdiri.

Kamipun berjalan beriringan. Ku genggam erat tangan Lucy yang berada di sebelah kananku.

“kau sangat baik Lucy....”ucapku tanpa menoleh

“ehn? Tidak.....aku hanya memahamimu Gray...” balasnya lembut “ngomong-ngomong mau ke mana kita?” lanjutnya bertanya

“ke taman pinggir sungai...”jawabku ringan

“taman?” kulirik wajah bingungnya menatapku dari samping

“iya Luce...taman....” jawabku menatapnya lalu tersenyum

.....

Kami berjalan dan mendekati taman. Aku menghentikan langkahku.
“ok mulai dari sini kau harus berjalan mundur Luce...” ucapku sambil membalikkan tubuh Lucy menghadap tubuhku membelakangi jalan menuju taman

“eeh..kenapa aku harus berjalan mundur?” wajah bingungnya semakin membuatku ingin lebih memilikinya, oh..Lucy...

“sudah lakukan saja....” aku mulai menuntun langkahnya untuk berjalan mundur...”dan kau tidak boleh melihat kebelakang Lucy...” aku berkata lagi karena Lucy tampak ingin melihat kebelakang.

Dia hanya diam dengan wajah bingung...

“sini...” kutarik pelan kepalanya menggunakan tangan kananku dan kudekap di dadaku kepalanya dengan lembut “aku akan menggiringmu Lucy, jadi ikuti saja ya....” kataku lembut di samping telinganya. Kurasakan tangan kirinya merangkul pinggangku.

....

“nah..sudah sampai...,berbaliklah..” kataku melepas dekapan san mundur selangkah agar memberi ruang pada Lucy.

Dia berbalik dan menoleh, kami tepat berada di depan gerbang es, berbentuk hati dengan ukiran-ukiran kecil bunga, aku membuatnya dengan sihir Ice Make.

Gerbang berbentuk hati itu mengarahkan kami memasuki jalan kecil yang dikiri dan kanannya aku membuatkan kelopak bunga teratai dengan lampu kecil di atasnya. Sehingga memantulkan cahaya yang berkelip di bongkah es.  Di ujung jalan terdapat sebentuk kubah kecil yang meninggi menaungi dua buah kursi kecil dengan sebuah meja. Meja yang dihiasi dengan sebuah vas bunga yang terbuat dari es, terpajang setangkai mawar merah. Dua buah gelas dan sebotol minuman, tertata dua buah piring dengan makanan siap saji. Dua buah kursi kecil itu dilapisi kain lembut berwarna putih. Kubah itu membentuk panggung kecil dengan beberapa anak tangga, membentuk lingkaran sempurna, dan disekelilingnya terdapat rangkaian semak bunga yang terbuat dari es, dihiasi lampu kecil yang berkedip saling memantulkan cahaya di permukaan es.

“Gray....”akhirnya Lucy berbicara

“ehn...kenapa Luce?kau suka....?” tanyaku dari belakang, lalu menghampirinya dan menghadap kearahnya.

“indah.....kau mempersiapkannya dalam 30 menit?”tanyanya menatap dengan terpesona

“i-iya...habis aku tidak terfikirkan hal lain, dan hanya taman ini yang tidak ramai orang...” jawabku sedikit gugup

“hahaha...”tiba-tiba dia tertawa..”kau ini,,selalu membuatku terkejut,,”

“ayo....”aku mengulurkan tangan dengan sedikit membungkuk

Dia meraih tanganku tanpa berkata dan hanya tersenyum. Kulihat semburat merah diwajahnya membuat senyum itu semakin manis.

Kami berjalan menuju meja yang aku persiapkan dengan terburu-buru, dan menarik sebuah kursi agar Lucy dapat duduk. Kemudian aku duduk di kursi lainnya.

“go-gomen, makanannya aku beli instan...” kataku menunduk malu

“iiee...ga papa Gray, ini udah lebih dari cukup kok...”oya,, ini ...” Lucy terlihat mengeluarkan sesuatu dari kantong yang terus dibawanya dari rumah tadi.

“apa ini?”aku bertanya ketika sebuah kotak bentuk tabung itu diberikan padaku
“bukalah...”dia tersenyum “ lucy harap Gray suka..” lanjutnya

Aku membukanya, dan melihat sebuah kue coklat berbentuk sedikit tidak beraturan, tapi aku yakin bentuk yang diinginkan adalah betuk wajahku. Aku mengangkat kue coklat itu.

“wuah...apakah wajahku sejelek ini?” kataku menggoda Lucy

“hnn...sedikit lebih bagus sih, hanya...” Lucy menunduk dan wajahnya memerah

“hei...aku suka kok,,”kataku cepat

“souka ne?” tanyanya cepat

“iya..tentu saja, apapun yang kau berikan Luce, apapun itu bentuk dan rasanya, aku pasti suka...” kataku sambil tersenyum..”aku tidak mau memakannya...”kataku meletakkan kue dengan bentuk wajahku itu dengan hati-hati di atas meja

“eeh..kenapa?trus mau diapain kalau tidak dimakan?” lucy bertanya bingung

“mau kusimpan..”jawabku ringan

“ta-tapikan itu makanan, nanti bisa rusak....”ujarnya memberenggut

“tidak,jika begini,,,”aku mengangkat kue itu dengan tangan kiriku, lalu “Ice make...” seketika kue itu tenggelam di dalam bongkahan es ku, “ini tidak akan mencair, jadi tidak akan rusak..” kataku lagi

“tapi kau jadi tidak tau rasanya...” Lucy masih menuntut

“aku tahu,rasanya pasti enak, karena dibuat sepenuh hati oleh orang yang sangat aku cintai...”kataku sambil beranjak berdiri dan meletakan bongkah es coklat tadi di meja...”kau kedingingan ya?” lanjutku

“eeh...i-iya, sedikit” sepertinya dia memutuskan untuk tidak membahas kue coklat tadi

“mau berdansa denganku nona Heartfilia?” aku memasang posisi setengah berjongkok dengan satu kaki menumpu berat tubuhku dan kuulurkan tangan ke arah Lucy

“ehnn...tentu saja Tuan Fullbuster, tapi...kita tidak punya musiknya ...” jawab Lucy sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling

“aah..soal itu,,”aku mengeluarkan mp3 playerku dari dalam saku jas, memasangkan headset di telinga kanannya, dan satu lagi di telinga kiriku, lalu menarik pelan tubuhnya hingga berdiri “ tunggu ya,..”aku mencari track di list mp3 ku “ok...gimana?” tanyaku

Alunan musik dansa mulai terdengar di telinga kiriku, dan pastinya di telinga kanan lucy, dia tersenyum dan mengenggengam erat tanganku. Perlahan aku menuntunnya menuruni beberapa anak tangga hingga kaki kami menapaki rerumputan taman.

“kau sangat cantik Luce...”bisikku pelan di telinganya, lalu merangkul pinggangnya dengan tangan kanan dan mendekapnya di dadaku

“a-arigatou Gray,,eeh..bukankah kau tidak bisa berdansa Gray?” Lucy mendongakkan wajahnya bertanya padaku

“aku bisa Luce, aku et...to... mempelajarinya...” ujarku sedikit memalingkan wajah
“souka?” dia tersenyum

“i-iya My Princess” jawabku singkat

Lucy pun merangkulkan tangan kirinya ke pinggangku, dan tangan kanannya meraih tanganku yang bebas. Musik mengalun lembut di telinga kami, ritme halus dan nyaman. Kurasakan pipi Lucy yang menempel di dekat leherku terasa sedikit dingin.

“kau pasti kedinginan ya di taman es ini?” tanyaku sambil bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti alunan musik

“hnn..sedikit, tapi sekarang tidak lagi...”ucapnya dan mempererat pelukannya. Kurasakan dada Lucy menekan di dadaku, ugh >///<

“be-begitu?” tanyaku gugup

“iya, kan sekarang sudah Gray hangatin...”Lucy berkata sambil terus menyeratakan gerakannya denganku, kaki kami seakan sepemikiran akan langkah-langkahnya

“oh...iya ya, kau merasa nyaman Luce?”aduh...apa-apaan pertanyaanku ini><

“hnn..iya Gray...” dia melepas genggamannya dan merangkulkan kedua tangannya di tubuhku

“Lu-Lucy...” dia mendongak, memperlihatkan wajahnya yang terlalu dekat dengan wajahku.

Aku merenggangkan tubuhku, pelukkannya melonggar. Kukecup pelan keningnya dengan memejamkan mata, meresapi ketenangan yang mengaliri pembuluh darahku.

“aku sangat menyayangimu Nona Hearfilia...”ucapku dengan jarak yang sangat dekat hingga hidung kami saling menyentuh

“Lucy juga menyayangimu Tuan Fullbuster...” ujarnya tersenyum menatapku

Tanganku meraih pinggang rampingnya dalam dekapan, hidungku menyusuri pipinya, dan kurasakan bibirku menyentuh bibir lembutnya. Kupejamkan mata, mencoba menekankan bibirku mengecupnya. Bibir bawah, bibir atas, perlahan aku melumat bibir Lucy. Kurasakan Lucy juga mulai mengikuti gerakanku. Bibirnya sedikit terbuka, dan aku memanfaatkan kesempatan ini untuk memasukkan lidahku. Lidahnya menyambut dengan gerakan lembut tapi erotis. Kamipun saling menautkan lidah. Beberapa saat larut dalam buaian kami.

Dan malam ini kami lewati dengan berdansa mesra, saling mendekap tanpa peduli pada waktu.......


Happy valentine My Girl....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar ya.... ^-^