Minggu, 23 Februari 2014

Love Me, As Much As You Want, Because I’m yours (NaLu)

Fairy Tail ^Hiro Mashima^

Genre : Romance

Pairing : Nalu

By : Acy_Lucy

warning> R18/rated M//

“Love Me, As Much As You Want, Because I’m yours”

@@@@@@@@@@@@@@@^-^@@@@@@@@@@@@@@@

Di sebuah kafe, meja yang terletak di sudut ruangan kafe yang terlihat lengang itu membuatku merasa nyaman untuk menunggu. Sambil membaca sebuah buku yang baru kemarin ku beli. Terdengar langkah kaki bersemangat yang sudah akrab menderap di telingaku, walau tidak menoleh aku tahu siapa yang datang.

“hei Lucy, maaf membuatmu  menunggu lama...”suara yang menghampiriku tersebut terdengar sedikit menyesal

“tidak masalah Natsu, aku juga sedang asik membaca, dan sambil menunggu, aku dapat membaca lebih banyak...”ujarku melepaskan kaca mata biasa yang membantuku membaca, menutup buku di tanganku setelah sebelumnya memberi batas sampai mana aku membaca.

Aku mendongakkan kepalaku, dan melihat sosok kekasihku yang sangat kontras dengan warna rambut pinknya dipadu rompi hitam yang dikenakannya.

“mana Happy...?”lanjutku

“yeah...ini kencan kita, aku tak ingin Happy lagi-lagi mengganggu...”ujarnya sembari menarik kursi di sebelahku untuk duduk

“kurasa tidak terlalu mengganggu ..”

“hei Luce, ingat yang dilakukannya untuk kencan kita beberapa kali yang lalu, semua hanya di habiskan dengan mencarikannya ikan segar untuk dimakan dan dibawa pulang...”dan sudut matanya tampak mengingat lekat hal itu

Memang benar, selama ini Happy sering ikut disetiap kencan kami, dan yah...seperti biasa, kami menjadi seperti orang tua yang harus menghibur anaknya ketika akhir pekan. Padahal sulit sekali mencari waktu luang untuk mengadakan kencan berdua seperti ini. Ada bagusnya juga ku fikir. Sebenarnya aku juga tidak enak untuk meninggalkan Happy, karena Natsu jarang sekali berpisah dengannya sejak Happy menetas.

“oya..akan ke mana kita?” tanya ku

“aku tidak terfikirkan tempat spesial, hanya aku terlalu sibuk memikirkan akan bersamamu. Ya...memikirkannya saja membuatku begitu bahagia...” gaya Natsu yang seperti ini tidak akan dia tunjukkan pada siapapun di guild, wajah nya yang imut, manja dan sedikit gombal ini hanya aku yang tahu.

Sejak 4 bulan yang lalu kami jadian. Setelah beberapa hari sebelum itu dia menyatakan perasaannya padaku. Sepintas aku mengingat kembali kenangan saat aku menetapkan hati dengan memberitahukan perasaanku pada Gray waktu itu. Cukup memalukan menurutku, namun dengan demikian aku jadi tahu bahwa Gray memang sedang menjalin hubungan dengan Juvia. Dan aku cukup puas mendengar jawabannya, walau sangat terluka, Natsu datang dan mencoba menghiburku. Dan tentu saja aku mulai menyukai Natsu, dan kini pria dengan Sihir api Dragon Slayer ini adalah kekasihku.

Di luar misi, kami tidak dapat terlalu bermesraan. Ya tentu saja nakama  di guild tidak akan membiarkan hal itu terjadi, mereka selalu ada alasan untuk mengganggu pasangan yang terlihat akan bermesraan. Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, karena Natsu selalu memiliki cara untuk bersamaku tanpa diganggu yang lain.

Tiba-tiba sebuah kecupan ringan mendarat dibibirku...hangat dan lembut, seperti cake keju yang baru matang.....

“aku merindukanmu Lutty...”ujar Natsu setelah memberikan ciuman kilatnya, mata dengan warna membara itu meresap ke hatiku, memberikan kehangatan yang nikmat, aku tersenyum...

“bahkan setelah selama ini kau masih tidak dapat menyebut namaku dengan benar otak api?” sergahku, walau ku tahu itu adalah caranya membuatku merasa nyaman

“ha? Bukankah aku sudah benar menyebutnya?”Natsu memasang wajah begonya

“baka..!” ujarku tertawa, di saat seperti ini tidak ada gunanya berdebat dengan dia, batinku

“mengapa kau tidak memesan sesuatu untuk dimakan?”tanyanya kemudian

“aku menunggumu untuk memesankannya untukku...”ujarku pendek, meletakkan buku yang sedari tadi masih di tanganku.

“begitukah,,..”dia melirik dan tersenyum dengan senyuman khas yang ku suka, menarik sedikit ujung bibirnya kearah atas, dan hanya beberapa gigi yang terlihat. Benar-benar membuatku bahagia.

Diapun memesan makanan dan minuman. Menu yang sama dengan double pesanan. Kami berbincang ringan, sesekali Natsu tampak intens memandangku, yang tentu saja meski kami sudah cukup lama bersama, tetap membuatku salah tingkah.

“hei...matamu itu dapat menelanku...”kataku akhirnya, dia tersenyum

“mataku ga punya gigi Luce, dan lagi menikmati wajahmu saja sudah lebih dari cukup, tidak harus menelannya...”ejeknya

“jadi kau berniat menelanku?”

Dia tertawa lepas..”tentu saja, itu kalau kau mau...”

“hei...aku bukan makanan...”

“nah, karena itu, aku hanya akan memandangmu....”katanya melanjutkan kembali mengunyah makanan yang tinggal sedikit dipiringnya itu

“selamanya...”lanjutnya dengan senyuman

“itu tidak akan terjadi kalau aku sedang di kamar mandi Nat....”kataku yang membuatnya tersenyum

“sejujurnya itu sudah terjadi Honey..” dan senyum licik menyungging di bibirnya

“apa?!” aku kaget

“tidak sulit bagiku...”

“dasar penguntit...!”sergahku

“hei...aku menguntit kekasihku, tidak masalah kan..”katanya enteng, dan piring sebelahku tampak telah digesernya ke arah depan, tanda dia telah selesai makan

“ah..kau licik mesum!”

“aku hanya mesum padamu nona...”dia mengarahkan pandangannya ke arahku “dan jika kau mau, kau juga dapat melihat tubuh indahku ini...”lanjutnya dan kali ini dengan gaya sok keren yang membuatku tertawa

“kenapa kau tertawa?”tanyanya berpura-pura bingung

Aku mencoba menekan kelucuan yang kutertawakan “tidak, hanya saja kau terlihat lucu....”

“ah sudahlah, habiskan makananmu nona...”katanya seraya mengarahkan pandangan ke piring dihadapanku yang masih menyisakan makanan

Dengan sisa-sisa tawaku, aku mencoba melanjutkan menghabiskan makanan yang tinggal sedikit, namun aku sudah kehilangan minat untuk menghabiskannya. Dengan susah payah ku habiskan juga makanan ini, kudorong piringnya menjauhi tubuhku dan menenggak minuman. Aku hendak menyeka mulutku dengan serbet, lalu tiba-tiba lagi Natsu sudah menciumku, menyesap cairan yang tersisa di pinggiran bibirku....

Dia tersenyum nakal...

“hei bukankah mereka akan melihat ..”kataku mengedarkan pandangan ke seluruh ruang kafe, mengingatkannya kalau kami tidak memiliki tempat itu secara pribadi

Dan dia kembali tersenyum enteng, seakan hal yang dilakukannya barusan adalah hal yang biasa yang tidak akan mengundang perhatian pengunjung lain.


Kami keluar dari kafe setelah Natsu membayar pesanan kami tadi. Dia jadi lebih bijak menyisakan uangnya untuk digunakan pada saat-saat seperti ini. Tidak pernah membiarkan aku membayarkan untuknya. Mungkin karena naluri lelakinya. Fikirku.

Hari yang cerah dimusim semi, awal musim ini tampak menyegarkan, dan sakura sepertinya tidak mau ketinggalan menambah keindahan dunia ini. Aku mengenakan baju santai, berlengan pendek yang lumayan longgar dengan sedikit renda dibagian dadanya, agar terlihat manis, aku menambahkan pita yang dililitkan dileherku, dipadukan dengan rok kembang selutut agar aku mudah bergerak.

Pria disebelahku ini, seperti biasa, selalu memadukan pakaiannya dengan warna rambutnya, serta rompi khasnya. Hari ini dia tidak mengenakan syal kesayangan yang diperoleh dari ayahnya. Mungkin karena cuaca yang cerah, syal itu tidak cocok untuk dikenakan bersantai. Walau hanya warna khas ini yang digunakannya, setiap kencan, pakaiannya tampak rapi dan dari garis-garis yang terbentuk, aku dapat tahu butuh waktu lama untuk menyetrikanya. Aku sedikit tersenyum melirik Natsu yang kini berjalan santai di sebelah kananku.

Kami berjalan tanpa tujuan yang pasti, hanya berjalan berdampingan. Membicarakan nakama lain yang saat ini pasti sedang membuat keributan di guild, atau Erza yang saat ini juga berkencan bersama Jellal. Juga menerka-nerka apa yang sedang dilakukan Happy tanpa Natsu, dan bagaimana Happy selalu salah tingkah jika berhadapan dengan Charlie.
Tak terasa langkah kami menuntun ke arah pinggiran sungai dengan rumput hijau yang membentang. Sungai yang berbentuk bendungan ini merupakan tempat yang terabaikan sejak kota membuka banyak taman hiburan. Padalal dulunya adalah tempat bersantai keluarga di akhir pekan. Dan dihari-hari seperti ini, mereka lebih suka menghabiskan waktu di taman hiburan yang meyediakan fasilitas lengkap, seperti tempat bermain dan tempat makan. Pinggiran sungai ini tampak lengang, hanya terdapat beberapa anak kecil yang baru mulai belajar menaiki sepeda kecilnya. Mungkin aman jika terjatuh di atas rumput lembut ini. Fikirku.

Natsu menggandeng tanganku, sepertinya sudah lama dia ingin melakukannya, hanya saja baru sampai ditempat ini dia menjadi leluasa. Aku sebenarnya juga menantikan hal itu. Aku membalasnya dengan menggenggam jemarinya.

“yah..akhirnya kita hanya berkeliling tidak jelas seperti ini..”gerutunya

“ya... Natsu banget...”ujarku tanpa menoleh

“hei..lutty, apa maksudnmu?”dia menoleh ke arahku

“bukankan kau selalu seperti ini jika Happy tidak ikut, kau seperti kehilangan tangan kananmu Nat...”kataku mengejek

“akh...tidak ada hubungannya dengan Happy...”

“kita pulang saja yuk...”ajakku

“tapi masih terlalu awal Lucy...”Natsu tampak enggan

“tidak apa-apa, kurasa berdiam di sini juga tidak menarik...”

Natsu menyerah, sedikit semburat kecewa tampak diwajahnya. Aku mencoba menghiburnya dengan mengecup lembut pipinya, dia menoleh...

“itu curang...”katanya

“hoeh...kenapa curang..?”kataku bingung

“aku sudah menciummu di bibir dua kali, dan kau hanya menciumku di pipi...kau curang Luttei...”katanya mendelik

“baka!”aku menjitak lembut kepalanya

Dan kamipun berjalan pulang.

Menuju rumahku, tak terasa langit sore sudah mulai meredupkan sinar matahari. Tak berapa lama kami sampai di rumah kontrakkanku yang terletak sekitar 2 km dari guild. Karena sudah terbiasa, Natsu langsung ikut masuk ke dalam kontrakkan yang cukup besar untuk sebuah kamar, namun terbilang kecil jika disebut rumah.

“apa kau menulis lagi..”tanyanya sambil memposisikan duduk di sofa yang kutata menyerupai ruang tamu, namun hanya menyediakan 3 kursi

“ya...tidak terlalu sih, karena belum ada ide lagi, jadi hanya mengembangkan cerita yang telah ada saja...”

“beri aku sesuatu Luce, aku inikan tamumu.....”katanya

“apa kau mau minum sesuatu yang dingin?”tanyaku sembari membuka kulkas....

“hei, minuman dingin tidak berpengaruh di tenggorokanku....”katanya menghampiriku, menarik tanganku yang memegang pintu kulkas, dan mendorong pelan tubuhku hingga kulkas itu tertutup..”aku ingin kau Luce...”lanjutnya..

Dan seketika itu juga dia melumatkan bibirnya kebibirku, lembut dengan ahli dia memanut bibirku, tidak seperti pertama kali kami berciuman. Saat itu kami sama-sama tidak tahu melakukannya, karena sama-sama baru pertama, suasana menjadi sangat tengang. Dan kami kadang menertawakan masa itu.

Aku membalas ciumannya dengan membuka sedikit mulutku, agar dia dapat leluasa memainkan bibirku. Tangan kiri kuletakkan di belakang kepalanya, mencoba meremas rambut pinknya yang mencolok itu. Dan kurasakan gairahnya bertambah. Tangannya yang sedari tadi memegang tangan kananku kini juga berada dibelakang rambutku, membelainya lembut. Kurasakan salivanya memasuki mulutku bersama dengan lidahnya yang dengan hati-hati menjelajah isi dimulutku. Akhirnya lidahnya menemukan lidahku, menuntunnya memainkan lidah kami. Aku mengikuti iramanya, kini kedua tanganku melingkari lehernya. Ciumannya menderas, dan kurasakan kini dia telah mengecup leherku, lembut namun tegas. Seakan memberitahuku bahwa dia juga ingin aku menikmatinya. Tentu saja aku menikmatinya, bahkan walau itu hanya kecupan biasa, namun kini aku menyanginya, dia kini kekasihku yang selalu membuatku bahagia dengan kenakalannya.

Aku meremas kepalanya, dan dia menggiring tubuhku ke arah tempat tidur. Aku menurut saja, walau masih dapat menguasai diri, aku membiarkan hal ini terjadi, lagipula kami sudah cukup lama berhubungan untuk melanjutkan ketingkat lebih dari ini. Dia membaringkan tubuhku dengan perlahan. Kehangatan menjalari tubuhku, sepertinya tetes keringat mulai keluar dari pori-pori kulitku, membuat suasana lengket. Aku terbawa gairah panas Natsu.

Aku mencoba menarik lepas rompi Natsu, memberinya kode bahwa aku juga menginginkannya, dan dia melepaskan pita yang melilit leherku sedari tadi. Aku tersenyum sekilas ketika dia menatapku. Wajahnya terlihat gugup. Aku yakin ini juga kali pertama untuknya. Senyumku mungkin sedikit memberinya keberanian, karena dia sekarang menarik bajuku untuk dilepas, dan kini aku tinggal memakai bra. Entah kenapa aku hari ini memilih memakai bra manis, dengan renda, dan hanya sedikit menutupi payudaraku.

Natsu kembali mencium lembut bibirku, lalu turun ke leher, mengecup tenggorokankanku dan berakhir di dadaku yang empuk. Mengecup pinggir gundukan putih itu, dan tangannya menggerayangi penggungku mencoba mencari pengait bra dan melepasnya, tampaklah dua buah dada kembar milikku. Aku yakin memiliki ukuran yang memuasakan, Natsu tampak kaget, namun kembali segera mencumbuku, menyesap lembut puting susu kananku, lalu..

Tiba-tiba dia berhenti, aku bingung, kenapa? Apa yang salah...? fikirku.

“maaf Luce, aku sangat ingin melakukannya, namun, aku akan merasa bersalah jika kita melakukannya sebelum menikah, aku seperti sangat jadul ya....”ujarnya kebingungan, walau kecewa, aku dapat menerima alasannya, dan aku tersenyum

Dia mengecup keningku, mendamaikan gemuruh nafsu kami berdua. Dan senja itu kami habiskan dengan menonton acara yang tidak jelas, namun aku bahagia. Inilah Natsu, , Kekasihku....., jika bukan Natsu, tidak mungkin dapat menekan gairahnya ditengah-tengah permaianan tadi. Aku memandangnya lekat, dan dia menoleh..
q

“aku memang tampan Lucty...”katanya yang membuat kami berdua tertawa lepas......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar ya.... ^-^