Sabtu, 01 Februari 2014

The First

Fairy Tail ^Hiro Mashima^
Genre : Romance
Pairing : Gralu
By : Acy_Lucy
“the First”
IC/OOC (sukasuka acy,,,namanya juga fanfic^^)
Rated M/R18 akud

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@^-^@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Titik-titik air menetes dari dahinya, lembut melewati lekuk wajah tampan pemilik mata gelap dengan tatapan tajam itu. Dia bertarung dengan sepenuh tenaga, sebagai seorang Ice Mage, aku kira dia tidak akan berkeringat seperti itu, tapi aku senang dapat menikmati wajahnya yang tampak lelah namun tetap berjuang, menurutku itu sangat seksi. Tubuhnya dengan gesit bergerak menghindar atau menyerang, dengan bertelanjang dada dia menggunakan kedua tangannya mengeluarkan Ice Make. Akh....dari sekian banyak hal yang bisa kuingat saat kami menjalani misi, kenapa hanya tentang dia yang terbayang-bayang di ingatanku. Kekasihku, Gray pemilik mata dan rambut berwarna onyx ini sudah 3 bulan berpacaran denganku.
Semua penghuni Guild tahu hubungan kami, tentu saja mereka tidak membiarkan kami selalu berada di misi yang sama. Hanya jika Erza yang dapat dikatakan sebagai ketua tim mengatur kami dalam satu misi bersama Natsu dan Wendy, Tim Terkuat Fairy Tail, begitulah mereka menyebutnya.
Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan jika harus menjalani misi tidak bersama Gray, lagi pula akan sangat memalukan jika aku terlihat menginginkan hal itu. Di luar tugas misi, Gray selalu memiliki waktu untuk dilewatkan bersamaku, dan jika hal itu dilakukannya, nakama yang lain hanya akan membiarkan hal itu, mereka tidak akan berani lagi mengusik kami. Sepertinya tahu kalau kami sudah sangat bersabar.
Hari ini aku memiliki firasat akan kencan dengan Gray, sambil Virgo menata penampilanku, aku mengira-ngira tempat mana yang harus kami datangi. Aku ingin tempat yang romantis, tentu saja. Sejak awal pacaran Gray memang selalu romantis, aku juga tidak menyangka hal itu sebelumnya. Gray yang tampak cuek, akan membuatku kembali tersenyum jika mengingat bagaimana dia menjawab pernyataanku waktu itu.
“anda sudah siap nona Lucy....”kata Virgo mengakhiri pekerjaannya, roh bintang wanita yang satu ini memang selalu tahu apa keinginanku
Aku melihat bayanganku di cermin, model rambut yang kali ini di buat sedikit ikal, dan diikat menyamping, make up tipis yang menambah rona di wajahku, aku mengenakan baju berbahan ringan berlengan pendek  dan seperti biasa yang selalu diselaraskan dengan rok selutut. Sempurna, fikirku.
“terimakasih Virgo....”kataku sambil tersenyum
“tentu saja jika itu maumu Nona....”Virgo memberi hormat dan seketika itu juga dia kembali ke dunia roh bintang.
Aku berjalan menuju salah satu lemari tempat menyimpan tas, memilih salah satunya untuk ku gunakan
‘tring..tring........tring..tring....’
Itu suara SMS di ponselku, ternyata pesan itu dari Gray
#ohayou my sweety girl...hari ini aku tidak akan berada di Guild, sepertinya badanku sedikit tidak enak, aku ingin istirahat saja di rumah, meski sebenarnya aku meridukanmu....#
Aku sedikit bingung membaca pesan itu. Aku tidak membalas pesan itu. Namun aku memutuskan untuk pergi ke rumahnya, mungkin penyakit lambungnya kambuh lagi. Sebaiknya aku pergi melihat keadaannya.

Setelah membeli beberapa makanan dan buah aku menuju rumah Gray, sedikit mempercepat langkahku. Sesampai di rumah Gray, aku menekan belnya,,,
‘ting..ting...ting...’ bunyi bel yang aneh fikirku...
‘ting...ting...ting....’ beberapa saat ku tunggu dan belum ada jawaban, ketika hendak menekan kembali, pintu rumah Gray terbuka
“hei...’sapa ku duluan, kulihat dia dari atas hingga bawah, tampak biasa saja, sempurna dan menawan seperti biasa. Kali ini dia memakai kemeja dengan beberapa kancing atasnya dibiarkan terbuka.
“ehm..ternyata kau, masuklah...” katanya
Aku masuk, dan Gray menutup pintu di belakangku. Setelah menyusul langkahku, dia melingkarkan lengannya di pinggangku...
“aku merindukanmu, aku tahu kau pasti datang Luce...”bisiknya di dekat telingaku, meski kurasa hal itu tidak perlu dilakukan, melihat di dalam rumah itu hanya kami berdua...fikirku
“aku juga merindukanmu Gray, dan lagi aku khawatir saat membaca pesanmu, kau bilang kau tidak enak badan, penyakit lambungmu kambuh lagi?”tanyaku dengan suara biasa
“ya...hari ini sedikit tidak enak saja, bukan karena lambungku, tapi jadi lebih baik karena berada di dekatmu...”katanya yang kali ini tidak berbisik lagi....”kau wangi sekali hari ini..”lanjutnya seraya mengendus aroma di sekitar leherku. Duh...Gray kau membuatku ....akh...lupakan Lucy.
“benarkah?”kataku pura-pura bertanya, padahal hari ini aku memang mengenakan farfum yang baru kubeli kemarin.
“apa yang kau bawa?”tanyanya dengan mata yang mengarah ke bawaan di tanganku.
“aku yakin kau belum makan...jadi aku beli makanan tadi...”seraya meletakkan kantong berisi makanan di sebuah meja yang terletak di tengah ruangan, dengan dua buah kursi. Aku membukanya, mempersiapkan beberapa kue untuknya.
“ehm....”dia berguman sambil berdiri, tangan kirinya menggaruk bagian belakang kepala, hal yang selalu dilakukannya jika dia sedang bingung
“ada apa sayang...?”tanyaku lembut,
“aku memang belum sarapan, tapi aku ingin sesuatu yang lain...”
“aku membeli banyak jenis kue kesukaanmu...”ujarku seraya berdiri memperlihatkan kue-kue yang sudah ku tata di sebuah piring
Dia mengambil piring itu, “ya...semua ini kesukaanku,,,,tapi aku tidak ingin makan kue..”katanya kembali meletakkan piring itu di meja di belakangku
“kau mau aku membelikanmu sesuatu yang lain?”tanyaku bingung
“tidak...tentu saja tidak, ...”katanya cepat
“lalu...?”aku memiringkan kepala menatapnya
“aku ingin kau Luce....”katanya mendekatiku
“ap-apa maksudmu Gray...?”tanyaku, menerka apa yang di inginkan Gray
Dia mendekat padaku, memberi ciuman lembut di leherku, lebih seperti mengecupnya, sekali...dua kali dan lebih lama... tiga kali di daerah lain....tangan kirinya memegang kepalaku, sambil terus mengecup leherku. Kurasakan ada sedikit jilatan lidahnya bersama dengan kecupannya,...dia berhenti
Aku terdiam, mengerti keinginannya, yang juga keinginannku, tapi...apakah aku berani??
Dia menuntunku ke arah ranjang yang sudah ada di ruangan itu, “aku ingin kau Luce...”katanya lagi, dan aku membeku diam,
Masih berdiri di samping ranjangnya, dia mencium bibirku, lembut, bahkan sangat lembut dari biasanya, lebih intens...membuatku seketika itu melayang entah ke mana. Dia menggiring tangan kiriku melingkari pinggangnya yang kokoh. Dan aku seketika itu mencengkram bajunya. Dia masih menciumku, kali ini lidahnya memasuki mulutku, seperti yang sering kami lakukan, dia mencari lidahku, dan ketika berhasil menemukannya, benda lembut, kenyal, hangat dan berlendir itu memanut, bergeliat di dalam mulut. Aku membuka sedikit mulutku untuk memberi ruang, begitu juga dia. Aku membuka sedikit mataku, dan melirik ke arah mata Gray yang terpejam juga, aku pun kembali terpejam. Mengikuti iramanya, air liur kami bercampur, menetes disela-sela mulut.
Gray kali ini sangat berbeda. Sangat terasa menahan hawa nafsunya, melepaskannya perlahan agar aku menikmatinya. Sepertinya aku akan melakukan hal itu. Aku mulai melepas kancing kemejanya yang tinggal beberapa itu sebagai tanda aku juga menginginkan hal yang sama. Perlahan tangan kananku melepas satu persatu kancingnya. Dan dia terus melumatkan ciumannya dimulutku, manis. Selalu manis dan hangat mengaliri sekujur tubuhku setiap kali berciuman dengan Gray. Semua kancing bajunya sudah terlepas. Aku meraba dada bidangnya dengan tangan kananku, dan tangan kiriku menarik kemejanya ke arah belakang, hingga bahunya terlihat. Dia menghentikan ciumannya, menatapku..
“aku menyayangimu Lucy Heartfilia...”ujarnya lebih seperti meminta izin
Aku tersenyum, “aku juga Gray, aku juga menyayangimu...”
Dan dia melepaskan bajunya, lalu tangannya melepaskan bajuku, menariknya dari bawa melewati kepalaku, membuat ikatan rambut yang di tata Virgo tadi terlepas begitu saja. Aku tinggal mengenakan bra, dan kurasa aku cukup seksi dengan payudara yang tegap ini. Gray mendudukkanku di ranjangnya. Dia masih mengenakan celana dan aku masih memakai rokku.
Dia mencium telingaku, turun keleherku, lalu dadaku, dan tangannya menggerayang di punggungku melepaskan kait bra. Tangan kirinya menarik lepas braku, dan kini terpampang payudaraku yang montok. Seketika itu, Gray membenamkan wajahnya di payudaraku, tanganya mulai meremas lembut bagian kanan oppaiku,
“akh.....”tanpa kusadari aku mendesah, karena baru kali ini aku mendapatkan sensasi kenikmatan dari remasan oppaiku, ditambah lagi yang meremasnya adalah Gray
Sepertinya suaraku membuat stimulus bagi Gray, karena dia kini mengenyot puting kiriku, sambil terus tangan kanannya meremas oppai kananku. “akh...”aku mendesah lagi, dan refleks aku mencengkram rambut Gray. Dia menjilati putingku yang tampak merah menegang. Lidahnya bermain dengan putingku, ke atas ke bawah seperti lolipop yang tinggal sedikit. Terus seperti itu untuk beberapa saat, dan sensasi nikmat baru menjalari tubuhku, lalu tiba-tiba dia mengeyot-enyot oppaiku seperti anak bayi. Membuatku sedikit terkejut dan reflek aku menjatuhkan tubuhku di ranjang. Mulut Gray terlepas, dan aku melihatnya tersenyum, sedikit licik, tapi aku menyukai senyum nakal itu, yang hanya aku dapat melihatnya. Aku pun balas tersenyum..
“geli Gray.....,bagaimana kau tahu untuk melakukan hal itu?”tanyaku, dia menatapku dari atas, sedang aku berbaring di ranjangnya
“aku mempelajarinya Luce, menonton, aku ingin memberi yang terbaik untukmu...”katanya tersenyum “aku lanjutkan?”tanyanya
Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Akh...memalukan....fikirku.
Gray berdiri membuka celana panjang hitamnya, juga celana dalamnya. Aku melihatnya..
“jangan lihat sayang, aku malu...”kata Gray, wajahnya memerah, lucu
“aaa....”aku refleks menutup mataku dengan tangan, saat melihat penisnya tergantung menegang milik Gray. Ini pertama kali aku melihat benda itu. Milik seorang pria, dan ini adalah pria yang kucintai.
Kurasakan tangan Gray menarik perlahan tanganku, membukanya dari menutup mataku. “Jangan takut, aku akan melakukannya selembut mungkin” katanya, dan aku memberanikan diri membuka mata. Dia sudah berada di atasku, dengan kedua lengannya menopang berat tubuhnya. Lalu Gray membuka rokku, meninggalkan underwear ku yang berenda dan bertali samping.
Lalu Gray menindihku, menciumku bertubi-tubi dengan tetap lembut. Film yang kulihat lebih kasar, fikirku. Lalu tangannya meremas lagi oppaiku, mulutnya telah mengulum puting kananku, mengenyotnya lembut. Kurasakan kaki kanannya berada di selangkanganku. Sepertinya sengaja sedikit di gesekkan ke paha bagian dalam. Tanganku meraba tali samping yang mengikat underwearku dengan pinggal, kemudian terlepas, aku menariknya dengan satu tangan dan tubuh sedikit di lonjakkan ke atas, membuat Gray menerima sinyal baru. Dia menghentikan bermain dengan oppaiku, turun ke bagian bawah.
“kau indah Luce, cantik....”katanya ketika melihat kelaminku, dengan rambut halus yang selalu kurawat agar tidak terlalu menutupinya. Malu sekali jika memikirkan hal ini.
Tangan nya meraba kelaminku, dengan jemarinya menelisir dan membuka vaginaku yang.....sudah basah. Telunjuknya mencolek sedikit ke permukaan liang vaginaku yang basah..”akh....”aku melenguh sampai membuatku menarik kepala. Dia memasukkan telunjuknya tadi ke mulutnya. Mengulum menikmatinya
“enak sekali Lucy....”katanya tersenyum, membuatku damai. Entah apa rasa lendir itu, sepertinya bukan rasa yang dimaksudnya enak.
Dia kembali membuka vaginaku, aku menarik bantal untuk menyanggah punggungku, agar tetap dapat melihat apa yang dilakukan Gray. Dia mengangkat kedua kakiku menjadi sedikit menekuk, hingga baginaku dengan sendirinya membuka. Kemudian Gray menunduk, dan menjilati permukaanya dari arah liang ke arah atas klitoris ku...
“ash...angkh....akh....”aku mendesah, menggenggam seprai Gray, tidak tahan dengan sensasi yang lagi-lagi baru ku rasakan ini
Gray semakin memainkan lidahnya di permukaan liang senggamaku, sepertinya ada banyak cairan yang keluar dari sana. Dan ketika lidahnya menyentuh klitorisku, Gray mengenyotnya seperti yang dilakukan pada oppaiku, membuatku semakin menggelijang. Kurasakan kasur ini bergetar, “akh...Gray..k-kau nakal...”kataku mendesah
“tapi ini nikmat kan Luce...”Gray menjawab singkat, lalu melanjutkan, dan tak lama dia mengangkat tubuhnya dan memperlihatkan juniornya yang menegang hebat.
“k-kenapa bisa sebesar itu...?”tanyaku sedikit kaget, karena menurut majalah dewasa yang kubaca bersama Levy, ukuran junior Gray sangat ideal, lebih malah.
“ehm...(sambil menggaruk kepalanya), aku juga tidak tahu, sudah seperti ini sejak dulu....”ujarnya polos “Luce,,,aku sudah tidak dapat menahannya, maafkan aku jika aku brengsek, sekalipun sekarang kau melarang dan tidak mau, aku tetap akan melakukannya...”dia berujar tidak jelas, sambil tangannya memegang junior miliknya
Aku berusaha duduk bersandar pada sandaran tempat tidur “Gray...aku juga menginginkannya....”aku meraih tangannya “aku juga sudah tidak tahan....”kataku akhirnya
Dan selanjutnya yang terjadi, dia mengarahkan penisnya ke arah vaginaku, kami dalam posisi duduk, dan aku di bawahnya. Setelah benda tumpul menggiurkan itu menempel dipermukaan liang senggamaku, kurasakan sensasi luar biasa, vaginaku mulai berkedut-kedut, Gray menekannya perlahan “akh...”desahk.... kemudian menekannya lagi, lagi...dan kali ini sedikit lebih kuat dari yang pertama “akkkhh...., sakit ...”aku sedikit berteriak
“gomen Luce,...”tapi dia tetap melanjutkan menekankan penisnya masuk, dan kurasakan sesuatu disana robek beriringan dengan rasa sakit yang...”akh....” kali ini aku berteriak karena terlalu saki....”sakit Gray..”kurasakan sedikit air mata menetes di ujung mataku
“engh....go...gomen luce, engh...”dia mendesah juga....dan karena Gray terus menekan perlahan dan lembut, kenikmatan itu mulai menjalari tubuhku,  dan refleks aku melingkarkan kakiku ke pinggangnya dan merangkul Gray.
Irama kami mulai teratur, kurasakan penis Gray masuk menyodok-nyodok di dalam liang senggamaku, kami berdua merasakan kenikmatan, kami berdua menyatu. Keringat bercucuran menetes menambah kenkmatan, dan aku meraih bibir Gray dengan lidahku, kami berciuman sambil terus saling menggenjot, lidah kami berpanut, saliva menetes melewati sela mulut, kini semua cairan menyatu,, “akh....akngh....angh.....akng......”aku mendesah, kusadari aku cukup berisik
“engh...ehmh...engh...aengh...”Gray mendesah pelan, namun terengah-engah juga
Tentu saja dia terengah, kami melakukannya dengan posisi Gray memangku ku, layaknya anak kecil, aku merangkul erat tubuh Gray.
“akh....terus Gray....akh...ya,,,enak....ehmbh....” aku bicara tidak jelas
“engh....Luce,,,Nikmat...kau nikmat ...enak....akngh...enak sekali....akh....”
Cukup lama, sepertnya kami sudah menggenjot selama 30 menit, dan aku sudak klimaks 2 kali, namun Gray belum mencapai klimaksnya. Akh.... luar biasa , fikirku.
“akh...angh....Luce, sepertinya aku akan keluar....akh....aku akan keluarkan dulu,,,,”Gray bersiap menarik lepas penisnya, lalu dengan segera aku menahan tangannya
“jangan Gray...keluarkan di dalam....”pintaku
“tapi...aku tak mau kau...”
“aku sudah minum obat tadi sebelum kesini”jelasku singkat
Entah mengerti atau tidak, dia akhirnya menurut, dan dia membaringkanku.
Genjotan kami semakin kuat dengan irama yang lebih cepat, “akh,,akh,,kah,,..akh...angh...ang..akgh...” aku mendesah sejadinya
“Luce, kau menggingit sekali, akngh...kuat....aku akan keluar Luce....”
“ya...yah..Gray...aenghyh....ikh...akh.....keluarkan.....”kataku
Dan dengan semakin kuatnya Gray menekankan penisnya masuk ke dalam vagiku, lalu aku merasa mencapai klimaks ku, dan tubuh Gray menegang, ku tahu kami sama-sama mencapai klimaks.....
Aliran hangat kurasakan mengaliri rahimku, sperma Gray, akh.....kenikmatan ini......
Dan kami terbaring lemas, Gray masih di atasku, aku memeluknya, lalu seperti tersadar dia mencium keningku, dan bergerak, mencabur juniornya yang tampak sangat berlendir dan melemas. Dia terbaring di sisi kananku.
“akh......”desahnya menghembuskan nafas,”kau luar biasa Lucy sayang.....”dan aku merangkulnya
Dia menciumku, kami bermain sebentar dengan ciuman basah nah bernafsu, lalu aku berbaring di atas dadanya. “kau hebat Gray, luar biasa, ...”ujarku
Dia membelai pipiku dengan jarinya, “pasti sakit ya? (aku mengangguk pelan) ada lebih banyak darah dari yang kukira, tapi ku harap kau menikmatinya karena aku sedikit memaksa tadi...”ada nada menyesal dalam perkataannya
“tentu saja aku menikmatinya, ini yang pertama, kurasa wajar saja kalau sakit, “aku tersenyum
“tapi bagaimana kau bisa meminum obat....atau apalah itu yang tadi kau katakan...”katanya kebingungan
“sejenis pil agar tidak hamil, Erza yang memberikan padaku, dia bilang selalu minum itu sebelum melakukannya dengan Natsu....”aku berusaha menjelaskan
“bukan...aku tahu itu, maksudku, kenapa kau sudah meminum obat itu sementara...”aku menangkap kebingungan Gray, dan dengan malu aku menjawab
“aku mendapatkan firasat tentang kencan hari ini, yah..aku berkeyakinan kalau kau tidak memulainya maka aku akan memintanya....”dan aku langsung membenamkan wajahku ke dada bidang Gray...”akh...ini memalukan...”
Gray tertawa....”ternyata kekasihku ini nakal yah....” dia mencubit pelan pipiku, lalu menciumku,
Dan setelah itu kami melakukannya lagi, kemudian setelah makan siang, kami melakukannya lagi.....lalu setelah mandi karena menjelang malam, kami melakukannya lagi...

Seharian ini kami bercinta tanpa mengenal lelah.....Gray The Best in Ours Bed....yaiy......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar ya.... ^-^