Rabu, 17 Juli 2013

Praktikum Ekologi Hewan percobaan Preferensi pakan Epylachna sp.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hewan merupakan mahkluk hidup heterotrof yang sumber makanannya sangat tergantung dengan organisme lain sebagai sumber pakannya. Pakan hewan dapat berupa tumbuhan atau disebut hewan herbivora, atau dapat berupa hewan atau yang disebut karnivora, serta dapat pula memakan tumbuhan juga hewan atau yang dkenal dengan omivora (pemakan segala).
Sumber pakan bagi hewan tidaklah selalu tersedia dalam jumlah yang melimpah, terkadang karena beberapa faktor seperti cuaca, dapat menyebabkan sumber pakan jenis hewan tertentu berkurang ketersediaanya atau keberadaannya di alam. Jika hal ini terjadi, hewan tersebut cenderung untuk mencari pakan baru untuk mengganti pakan aslinya. Biasanya, peralihan preferensi pakan ini digantikan oleh jenis pakan yang hampir sama, baik rasa maupun aromanya walau berasal dari spesies yang berbeda.
1.2  Permasalahan
Permasalahan yang muncul pada praktikum Ekologi Hewan percobaan Preferensi pakan Epylachna sp. adalah:
1.      Berapa lama waktu yang diperlukan Epylachna sp. Untuk menemukan pakannya?
2.      Daun apakah yang pertama kali dimakan?
3.      Daun apakah yang paling banyak dimakan?
4.      Berapa lama Epylachna sp. Menemukan suatu jenis pakan?
1.3  Tujuan
Tujuan dari praktikum ekologi hewan percobaan Preferensi pakan Epilachna sp. Adalah:
1.      Mengetahui kecepatan Epylachna sp. Menemukan pakannya
2.      Mengamati daun  yang pertama kali dimakan oleh Epilachna sp.
3.      Mengamati daun yang paling disukai oleh Epilacha sp.
4.      Mengetahui lama waktu seekor Epilachna sp. Untuk memakan pakannya.
1.4  Hipotesis
Hipotesis dari percobaan ini adalahEpilachna sp. Yang telah dipuasakan selama 24 jam ini akan mengalami switching atau perpindahan jenis pakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kesukaan hewan terhadap pakannya sangat tergantung kepada jenis dan jumlah pakan yang tersedia. Bila jumlah pakan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pakan yang dibutuhkan, perpindahan kesukaan terhadap jenis pakan dapat terjadi (Cambell,2000).
Persaingan dapat terjadi apabila sejumlah organisme dari spesies yang sama atau yang berbeda menggunakan sumber pakan yang sama yang ketersediaannya kurang, atau walaupun ketersediaannyya cukup. Namun persaingan juga dapat terjadi apabila organisme-organisme itu ketika memanfaatkan sumber pakan tersebut saling menyerang antara konsumen satu dengan konsumen lainnya (Kimball,1983).
Jika ketersediaan suatu jenis pakan disuatu lingkungan rendah, maka jenis makanan itu kurang dimanfaatkan sebagai makanannya, namun jika ketersediaannya tinggi atau berlimpah dari biasanya maka akan dikonsumsi lebih tinggi (sering). Switching atau perpiindahan suatu jenis pakan ke jenis pakan lain berdasarkan pengalaman sebelumnya dapat terjadi apabila ketersediaan makanan dilingkungannya sudah terbatas (Triharsono,1995).
Kesukaan atau yang dikenal dengan preferensi hewan spesifik dari suatu jenis, namun dapat berubah oleh pengalaman. Preferensi berarti bahwa jeniss makanan itu lebih diperlukan dibandingkan jenis makanan lain yang terdapat dilingkungan. Preferensi hewan terhadap suatu jenis makanan atau mangsa tertentu sifatnya tetap dan pasti, tidak dipengaruhi poleh ketersediaannya dilingkungan (Patra,1994).
Preferensi makanan dapat diamati melalui percobaan-percobaan dengan kondisi terkontrol seperti di laboratorium, faktor biotik dan abiotik dilingkungan alam tersebut dapat mengubah aspek kualitatif dan kuantitatif makanan yang dikonsumsihewan (Krama dan Brata,1995).
Preferensi dan distribusi geografi kelompok hewan Epilachna sp. Sangat penting, tidak hanya dari satu sisi pandangan evolusioner, tetapi juga untuk program manajemen hama yang efektif (Darmaretnam,1995). Epilachna sp. Merupakan serangga prusak daun dan kuncup daun. Serangga ini menghisap cairan dalam daun. Tanaman yang biasa dimakan serangga ini adalah dari glongan solanaceae (Jumar,2000).
Kepik (Epilachna sp.) aktif diwaktu pagi dan sore hari, sedanngkan pada siang hari bersembunyi dibagian dalam dari tajuk tanaman. Kepik lebih menyukai tempat yang rimbun dan agak gelap untuk meletakkan telurnya (Laba dan trisawa,2006). Epilachna sp.  Menjadi hama penting pada tanaman terong (Solanium Khasianum) dengan prediksi penurunan produksi 46%-0%, bahkan dapat menggagalkan hasil panen. Serangga ini bersifat kosmopolit pada tanaman dalam famili Solanaceae dan Curcubitaceae, bahkan juga dilaporkan menjadi hama pada tanaman kedele di Amerika Selatan (Idris,2007).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1  Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada praktikum Ekologi Hewan percobaan Preferensi pakan Epilachna sp. Ini adalah stoples, petridisc, kain kasa, guntinga, alat rulis dan stopwatch.
            Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Ekologi Hewan percobaan Preferensi pakan Epilachna sp. Ini adalah 100 ekor Epilachna sp., tumbuha  dari famili Solanaceae.

3.2  Cara Kerja
            Epilachna sp., yang diambil dari habitatnya dipuasakan selama 24 jam. Setelah dipuasakan, Epilachna sp., ditempatkan kedalam petridisc yang berisi pakan masing-masing 10 ekor Epilachna sp., untuk 3 petridisc. Pada petridisc telah diisi dengan 4 jenis pakan yang berbeda dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm. Setelah Epilachna sp., ditempakan kedalam petridisc, kemudian ditutup menggunakan kain kasa dan diamati waktu Epilachna sp., untuk menemukan pakannya dan jenis pakan apa yang paling banyak dimakan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1              Hasil
4.1.1        Waktu yang diperlukan untuk Switching
Jenis daun
Pertama hinggap
Pertama dimakan
Selesai makan (jam)
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Buasan
6,15
3,41
2,58
-
-
18,34
-
-
-
Kacang panjang
5,8
6,41
1,8
-
-
39,5
-
-
1,36
Terong pipit
7,59
2,38
1
-
-
-
-
-
-
Terong belanda
7,17
1,18
1
-
-
-
-
-
-

4.1.2        Luas daun dan hasil switching
kelompok
Ukuran (cm2)
Daun Buasan
Daun kacang panjang
Daun terong pipit
Daun terong belanda
I
0,5x0,5
0
0
0
0
II
1x1
0
0
0
0
III
1,5x1,5
18 mm2
0
0
0
IV
2x2
13 mm2
1 mm2
8 mm2
1 mm2
V
2,5x2,5
2 mm2
0
0
0
VI
3x3
11 mm2
0
4 mm2
0


4.2              Pembahasan
Praktikum preferensi pakan Epilachna sp., menggunakan 30 ekor Epilachna sp., yang telah dipuasakan selama 24 jam sebelum praktikum dilaksanakan. Epilachna sp., yang dipuasakan ini bertujuan agar pada saat praktikum dilaksanakan Epilachna sp., menjadi sensitif terhadap aroma pakan yang ada disekitarnya karena kondisi Epilachna sp., yang lapar.
            Percobaan dilakukan dengan menempatkan 10 ekor Epilachna sp., pada petridisc yang berisi 4 jenis pakan yang berbeda, termasuk juga pakan asli dari tempat Epilachna sp., diambil. Hasil pengamatan selama 2x60 menit menunjukkan adanya perbedaan waktu saat Epilachna sp., pertama hinggap pada pakan dan waktu makan dengan selesai makan. Hal ini dikarenakan, Epilachna sp., berusaha mencari jenis pakan asli dari keempat jenis pakan yang tersedia, sehingga terjadi kemungkinan pada saat Epilachna sp., hinggap tidak langsung memakan pakan itu, karena pakan tersebut bukan pakan aslinya.
            Setelah hinggap pada suatu pakan, Epilachna sp., akan mulai makan, namun akan berpindah jika pakan yang dimakannya bukan pakan aslinya. Pakan yang paling lama dimakan adalah daun buasan yang mulai dimakan pada menit ke 18,34 hingga selesai pengamatan yaitu 1,20 jam. Selain dau buasan, daun kacang panjang juga dimakan dari menit ke 39,50 hingga 1,20 jam.
            Daun yang paling banyak dimakan diantara keempat daun adalah daun Buasan. Hal ini dikarenanakan daun buasan merupakan jenis daun pakan asli dari Epilachna sp., diambil, sehingga Epilachna sp., cenderung memilih jenis pakan lain sebagai makanannya. Perpindahan pakan ke jenis pakan lain (switching) terjadi pada hasiol pengamatan yaiotu Epilachna sp., juga memakan kacang panjang, daun terung pipit dan juga daun terung belanda, hanya saja tidak sebanyak daun Buasan yang dimakan sebanyak 18 mm2.
            Ukuran daun untuk tiap jenis daun yang digunakan juga digunakan ukuran yang berbeda sebagai perlakuan, dan daun yang paling banyak dimakan adalah daun dengan ukuran 2x2 cm. Hal ini karena ukuran daun ini merupakan ukuran standar dengan ukuran tubuh  Epilachna sp., tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan menunjukkan suatu hubungan dengan preferensi makanan Epilachna sp.. keempat jenis daun yang dijadikan perlakukan merupakan dari famili yang sama yaitu Solanaceae. Terjadinya switching dapat dikarenakan Epilachna sp., mengalami kekurangan sumber pakan, sehingga utnuk beberapa jumlah Epilachna sp. Melakukan switching.
            Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa Epilachna sp., mengalami switching, namun tetap menyukai pakan aslinya. Hal ini juga dikarenakan sedikitnya keberadaan pakan asli, sehingga terjadi persaingan. Kendala yang terjadi saat percobaan adalah wadah yang digunakan terlalu kecil yang memperngaruhi terbatasnya ruang gerak Epilachna sp., untuk berpindah-pindah. Selain itu pada 6-0 menit pertama, perlakuan yang diberikan pada Epilachna sp., yaitu daun yang digunakan ditetesi air terlebih dahulu, hal ini menyebabkan aroma dari pakan yang diberikan menjadi hilang atau tidak keluar karena air tersebut, dan saat pakan dihinggapi , Epilachna sp., menjadi sulit untuk mengidentifikasi pakan mana yang merupakan pakan aslinya.
           

BAB V
KESIMPULAN
            Praktikum Ekologi Hewan percobaan Preferensi Pakan Epilachna sp., yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa waktu yang diperlukan oleh Epilachna sp., untuk menemukan pakannya berkisar antara 1 sampai 7,59 menit. Lama waktu ini diperlukan oleh Epilachna sp., untuk hinggap dan daun yang pertama kali dimakan oleh Epilachna sp., adalah daun buasa.
            Daun buasan ini juga merupakan jenis daun yang paling banyak dimakan dari keempat jenis daun yang dijadikan perlakuan dalam percobaan. Sedangkan waktu yang dibutuhkan Epilachna sp., untuk memakan daun buasan adalah 72,6 menit. Daun buasan merupakan daun yang paling banyak dimakan karena daun buasan merupakan pakan asli dari Epilachna sp.


DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 2000, Biologi, edisi 5, Jilid 3, Erlangga, Jakarta
Dharmaretnam, M., 2002, a note on the elytral pattern and the bionomics of Epilachna septima in Batticalea Sri Lanka (Coleoptera, Coccinellida), JNSE,30:29
Idris, H., 2007, Pengaruh Bio-Insekta Kayu Manis terhadap Aspek Biologi  Serangga Epilachna, Jurnal Akba Agrosia, 27 oktober 2010
Jumar, 2000, Entomologi Pertanian, Kinka Cipta, Jakarta
Kimball, J.W, 1983, Biologi, Jilid 2, Edisi 5, Erlangga, Jakarta
Kosh, R.L., 2003, The Multicolored Asian Lady Bettle Hormonia cryridis, a review of it’s Biologi, user in Biologi cel control, anri non control-target impacts, Journal of Insect Science, 27 oktober 2010
Laba, I.W. dan Trisawa I.M., 2006, Pengelolaan Ekosistem untuk pengendalian Hama Lada, 27 oktober 2010

Patra, N.S., 1994, Serangga di Sekitar Kita, Konisius, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar ya.... ^-^